• Nusa Tenggara Timur

Ini Penjelasan Resmi Wali Kota Kupang Soal MTN saat RUPS Bank NTT di Labuan Bajo

Djemi Amnifu | Selasa, 22/03/2022 18:26 WIB
Ini Penjelasan Resmi Wali Kota Kupang Soal MTN saat RUPS Bank NTT di Labuan Bajo Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore selaku pemegang saham seri A Bank NTT menghadiri RUPS Tahun Buku 2021 (RUPS-TB 2021) serta RUPS Luar Biasa Tahun 2022 PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur atau Bank NTT, di Lingko Meeting Room, Sudamala Resort, Labuan Bajo, Manggarai Barat.

KATANTT.COM--Lingko Meeting Room, Sudamala Resort, Labuan Bajo, Manggarai Barat menjadi saksi betapa Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore memberi pernyataan keras soal masalah pembelian Medium Term Notes (MTN) atau surat hutang jangka menengah PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP) oleh Bank NTT.

Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore selaku pemegang saham seri A Bank NTT menjadi salah satu peserta Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2021 (RUPS-TB 2021) serta RUPS Luar Biasa Tahun 2022 PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur atau Bank NTT.

Orang nomor satu di Kota Kupang ini menyebut bahwa persoalan pembelian surat hutang jangka menengah ini dianggap sebagai resiko bisnis dan masalah ini dianggap clear. Polemik terkait masalah ini hanya memberi preseden buruk bagi bank kebanggaan masyarakat Nusa Tenggara Timur ini.

"Bukan punya kerugian negara, bukan bagian dari situ. Karena kita juga tahu bahwa sebelumnya Bank NTT sudah dapat Rp 500 miliar dari pembelian MTN," tegas Jefri Riwu Kore, Kamis (17/3/2022).

Selain itu, menurut Jefri Riwu Kore, bukan hanya Bank NTT yang mengalami kerugian namun ada bank lainnya seperti BCA dan Mandiri.

Kasus ini pun sebut Jefri, sudah dilaporkan ke aparat penegak hukum (APH) yakni Kejati NTT dan dari hasil penyelidikan awal tidak ditemukan aliran dana ke rekening direksi atau oknum-oknum tertentu demi mendapatkan keuntungan.

"Kemudian kawan-kawan ingin supaya dijadikan sebagai kasus korupsi. Ngak boleh. Kita (pemegang saham Red) harus klarifikasi bahwa ini bukan kasus korupsi. Dan pemegang saham sudah mengakui itu," jelas Jefri.

"Kalau memang pemegang saham keberatan maka pemegang saham sudah minta untuk itu diproses. Khan begitu. Jadi kita tekankan lagi supaya jangan sampai orang di luar sana seolah-olah kita pemegang saham atau pak gub (Gubernur NTT Red) salah," tegas Jefri mengutip pernyataannya pada forum RUPS Bank NTT di Labuan Bajo.

Mantan anggota DPR RI ini pun mengaku sudah mengingatkan Bank NTT agar lebih berhati-hati dalam menjaga rahasia bank agar tidak bocor ke luar.

"Data-data rahasia bank itu nggak bisa disebarkan ke mana-mana. Saya dengar di share di FB dan di grup-grup WhatsApp dan orang kirim ulang ke saya. Ini rahasia bank bos, kenapa bisa bocor," sesal Jefri.

Bahkan kata Jefri, sejumlah pihak sampai melaporkan ke KPK soal kasus MTN ini tanpa menyertakan bukti-bukti yang akurat.

"KPK kan bukan bodoh. Nanti kalau KPK nggak proses atau Kejati NTT nggak proses dong pikir Kejati ada main-main dengan kasus ini. Itu tidak ada itu," beber Jefri lagi.

Karena itu sebut Jefri, dalam forum RUPS tadi, semua pemegang saham sepakat bahwa persoalan pembelian Medium Term Notes (MTN) atau surat hutang jangka menengah PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP) oleh Bank NTT sudah selesai.

"Pemegang saham juga bersepakat bahwa itu, sudah resiko bisnis. Pemegang saham sudah setuju sudah selesai. Dan sudah di ketok dalam RUPS tadi," kata Jefri sengit.

Pemegang saham kata Jefri, dalam RUPS juga memberikan sejumlah catatan penting kepada Bank NTT agar kasus seperti ini tidak boleh terulang.

Biar bagaimana pun kata Jefri, selaku pemegang salam tentu akan mengetahui secara riil kondisi kesehatan Bank NTT saat diberikan laporan pertanggujawaban oleh direksi dan komisaris.

"Khan saya bisa baca laporan. Jadi saya bilang, ini harus hati-hati ke depan begini-begini. Kita sudah tanya direksi dan komisaris dan sudah dijelaskan. Prosedurnya sudah benar jadi ya sudah, itu bagian dari resiko bisnis," katanya.

Polemik soal kasus MTN kata Jefri akan akan memberikan preseden buruk bagi kinerja Bank NTT yang saat ini sementara berada di jalan yang benar (on the track).

Apakagi jelas Jefri, Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank NTT saat ini sangat sehat yaitu mencapai 25 persen dari standar ideal 8 persen.

"Ini hanya akan merusak nama-nama kita selaku pemegang saham. Seolah-olah gubernur sebagai pemegang saham membiarkan. Padahal hasil audit BPK sendiri oleh BPK sudah dianggap selesai. Khan ada juga laporan akuntan publik bahwa kasus ini sudah selesai. Cuma kawan-kawan ini kan... yang beta bilang tadi, bahwa sekolah hanya sampai pagar jadi akan baribut terus," kata Jefri tertawa lebar.

FOLLOW US