• Nusa Tenggara Timur

Ratusan Warga Antusias Menonton Pra Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Astri dan Lael

Imanuel Lodja | Kamis, 16/12/2021 19:44 WIB
Ratusan Warga Antusias Menonton Pra Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Astri dan Lael ASTRID MANAFE dan LAEL MACCABEE

katantt.com--Aparat penyidik Direktorat Reskrimum Polda NTT bersama Satuan Reskrim Polres Kupang Kota dan unit Reskrim Polsek Alak melakukan pra rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap ibu dan anak di Penkase Oeleta, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pra rekonstruksi digelar tim penyidik, Kamis (16/12/2021) di lapangan Polda NTT selama empat jam.

Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Rishian Krisna Budhiaswanto mengatakan, saat ini baru dilakukan pra rekonstruksi.

"Ini baru pra rekonstruksi. Nanti saat akan dilaksanakan rekonstruksi pasti saya infokan dan semua dapat porsi yg sama," jelasnya, Kamis (16/12/2021).

Pra rekonstruksi dilakukan di lapangan Polda NTT. Banyak masyarakat yang datang untuk melihat secara langsung proses pra rekonstruksi, yang diperagakan oleh tersangka RB alias Randy.

Pagar bagian utara dan barat dipenuhi masyarakat. Saat pelaku Randy dibawa mendekati pagar, secara serentak masyarakat meneriaki dengan kalimat hujatan.

Maria Lona (45), warga Kelurahan Naikoten I Kota Kupang yang ikut menonton rekonstruksi dari sisi barat lapangan Polda NTT mengaku mendapat informasi dari rekannya terkait pelaksanaan pra rekonstruksi ini.

Ia pun sengaja melewati jalur itu dan melihat banyak masyarakat yang memadati pagar Polda NTT.

"Ada rekonstruksi kasus pembunuhan. Saya melihat banyak sepeda motor parkir jadi singgah lihat. Saya tanya orang katanya rekonstruksi kasus pembunuhan Penkase," ujarnya.

Saat itu tersangka Randy melakonkan adegan demi adegan dari atas mobil dipandu penyidik kepolisian.

Dari pra rekonstruksi ini tergambar bagaimana Randy kesal saat ia dan korban Astri bertengkar dalam mobil dan berujung pada sikap emosional Astri Manafe yang dilampiaskan dengan mencekik anaknya Lael hingga meninggal dunia.

Melihat Lael (anak hasil hubungan Randy dan Astri) sudah tidak bernyawa, Randy mengaku marah dan kesal. Ia pun balik mencekik leher Astri dan membekap wajah Astri hingga korban tewas.

Pasca korban tewas, tersangka Randy bingung dan berkeliling ke beberapa tempat di Kota Kupang sambil mencari plastik hitam untuk menyimpan dan membuang mayat Astri dan Lael.

Ia juga mulai mencari bantuan orang maupun alat untuk menggali lubang di daerah Kelurahan Penkase Oeleta guna menguburkan jenazah ibu dan anak ini.

Randy nampak tenang melakonkan adegan demi adegan. Sebagian besar warga yang menonton dari sisi lapangan maupun dari luar pagar Polda NTT mengeluarkan teriakan dan makian saat melihat Randy melintas.

Sejumlah ibu dan kaum perempuan mengutuk tindakan Randy dan meminta polisi menghukum Randy dengan hukuman terberat. "Terapkan pasal paling berat. kalau perlu hukuman mati supaya jangan lagi ada Randy lain dan kejadian pembunuhan ibu dan anak tidak lagi terjadi," Theresia M (50).

Sebelumnya, jenazah kedua korban ditemukan berawal dari terciumnya bau busuk bangkai, oleh para pekerja penggalian pipa air di sekitar proyek SPAM Kali Dendeng Kota Kupang akhir pekan lalu.

Saat itu pekerja curiga dengan bau busuk yang semula diduga bangkai binatang. Para pekerja berinisiatif untuk mengangkat dengan menggunakan alat berat (eksavator) namun ternyata berisi dua jenazah manusia.

Kasus penemuan dua mayat tersebut sudah dibuatkan laporan polisi nomor LP/B/06/X/2021/Sektor Alak, tanggal 30 Oktober 2021.

Kedua jenazah berjenis kelamin perempuan dewasa dan bayi laki-laki tanpa identitas ditemukan di lokasi penggalian pipa proyek SPAM Kali Dendeng di RT 001,RW 001, Kelurahan Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Sabtu (30/10) petang.

Hingga saat ini ada 24 saksi termasuk tersangka yang dimintai keterangan oleh penyidik kepolisian.

Kapolda NTT, Irjen Pol Drs Lotharia Latif, SH M.Hum sebelumnya meyakinkan kalau penyidik kepolisian profesional dalam menangani kasus pembunuhan ibu dan anak ini dan mengakomodir semua masukan.

Masyarakat juga diminta bersabar dan penyidik tidak tergesa-gesa, walaupun hingga saat ini tersangka RB alias Randy sudah 16 hari ditahan.

Pelaksanaan reka ulang pun sudah dijadwalkan dan hingga saat ini tersangka masih satu orang. "Kita gali keterangan dari satu tersangka yang sudah kita amankan dan kita tahan. Apa yang dipikirkan masyarakat juga ada dalam pikiran Polri," tandasnya.

Selain meminta masyarakat bersabar, Kapolda NTT Irjen Pol Lotharia Latif juga berpesan agar masyarakat menahan diri dan jangan membuat opini dan informasi yang menyesatkan.

"Percayakan penanganan kasus ini pada kepolisian. Kita akan profesional dan transparan. Jangan buat opini yang menyesatkan. Mari kita jaga keamanan dan ketertiban masyarakat agar tetap kondusif," tandas mantan Kakor Polair Baharkam Polri ini.

Pekan lalu, Kapolda NTT, Irjen Pol Drs Lotharia Latif, SH M.Hum mengunjungi kediaman korban kasus pembunuhan di Kelurahan Penkase Oeleta, Kecamatan Alak Kota Kupang (Astri Evita Suprini Manafe dan anaknya Lael Maccabee).

Kapolda NTT, Irjen Pol Drs Lotharia Latif, datang pada Jumat (10/11/2021) di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.

Kapolda NTT, Irjen Pol Drs Lotharia Latif, menyampaikan ungkapan belasungkawa atas meninggalnya Astri dan Lael. Kapolda juga menyampaikan komitmennya bahwa negara harus berpihak kepada korban.

Kehadiran Kapolda NTT, Irjen Pol Drs Lotharia Latif, juga memberikan kekuatan dan penghiburan kepada keluarga korban.

Dalam penanganan kasus ini, para penyidik mengungkap tindak pidana tidak berdasarkan asumsi tetapi berlandaskan alat bukti sebagaimana yang diatur dalam KUHAP Pasal 184.

"Harus dibuktikan baik motif, unsur-unsur serta dikuatkan dengan barang bukti. Sampai saat ini penyidik terus mengembangkan sehingga diharapkan pengungkapan kasus pembunuhan bisa menemui titik terang," ujar jenderal polisi bintang dua ini.

Polda NTT dan Polres Kupang Kota jelas Lotharia Latif, sudah 3 kali melakukan gelar perkara kasus ini.

Ditegaskan pula kalau Polri terus berupaya untuk memberikan pemahaman kepada keluarga dan meyakinkan bahwa Polri akan mengungkap kasus pembunuhan secara transparan.

Ia mengapresiasi kepada keluarga korban dan mengharapkan dukungan apabila ada informasi yang ada agar disampaikan informasi yang benar kepada penyidik untuk ditindaklanjuti sepanjang informasi itu akurat.

"Polri diam bukan berarti tidak mendengar ataupun tidak bekerja, namun dalam penyelesaian kasus ini Polda NTT tidak ingin terburu-buru sehingga semuanya bisa berjalan dengan baik dan tepat sasaran," tandasnya.

"Tidak ada kejahatan yang sempurna, yakinlah Polri akan bekerja secara sungguh-sungguh," tambahnya.

Sebagai representasi negara, Polri, tandas kapolda NTT, harus mengutamakan asas praduga tak bersalah dalam mengungkap suatu tindak pidana.
"Terima kasih kepada keluarga yang telah menjaga situasi kamtibmas sejauh ini tetap kondusif," ujarnya.

Disebutkan juga kalau para penyidik sudah melakukan pemeriksaan terhadap keterangan saksi ahli. "Apa yang disampaikan semua bisa terlaksana dan terwujud," tambahnya.

Ia pun berharap agar kasus pembunuhan ini menjadi kasus terakhir yang terjadi di NTT. "Biarlah ini menjadi kasus yang terakhir. Jangan ada lagi Astri dan Lael yang lain yang menjadi korban pembunuhan," ujarnya.

Aparat kepolisian mempunyai waktu yang cukup untuk mengembangkan kasus ini.

FOLLOW US