• Nusa Tenggara Timur

IRT asal Belu Diduga Korban TPPO Berhasil Diselamatkan dari Atas KM Bukit Siguntang

Imanuel Lodja | Senin, 13/12/2021 14:08 WIB
 IRT asal Belu Diduga Korban TPPO Berhasil Diselamatkan dari Atas KM Bukit Siguntang IRT, Natalia saat diselamatkan Relawan Kemanusiaan dari atas KM Bukit Siguntang di Maumere ibukota Kabupaten Sikka.

 

katantt.com--Di tengah gencarnya Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melakukan perang terhadap Tindak Perdagangan Orang (TPPO) justru masih saja ada oknum-oknum tak bertanggungjawab yang nekat melakukan aksi tak terpuji.

Buktinya, Natalia Rodriquez (29), asal Haliwen, RT 006,RW 003, Desa Kabuna, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Perbatasan RI-Timor Leste berhasil diselamatkan dari atas KM Bukit Siguntang, Senin (13/12/2021) subuh.

Istri dari Amos dan ibu dari seorang anak berusia enam tahun ini diduga sebagai korban perdagangan manusia.

Natalia diselamatkan Tim Relawan untuk Kemanusiaan Flores (Truk-F) Flores, Nusa Tenggara Timur.

KM Bukit Siguntang sandar di PelabuhaIn Lorens Say Maumere, Kabupaten Sikka, Minggu (12/12/2021) malam.

Natalia ditemukan di dek 3 KM Bukit Siguntang dan langsung diselamatkan. Hingga saat ini, Natalia masih berada di Maumere Kabupaten Sikka dalam pengawasan Relawan Truk-F.

Diperoleh informasi kalau pada Jumat (10/12/2021) siang, Natalia ke Pasar Kota Baru, Atambua Kabupaten Belu untuk untuk keperluan belanja barang kiosnya.

Sejak itu Natalia tidak sadarkan diri lagi sampai malam hari sekitar pukul 19.00 wita ketika berada di dalam Kapal Bukit Siguntang.

Jaringan Truk F di Atambua sudah melaporkan kasus ini kepada polisi di Atambua, di Polres Belu terkait hilangnya Natalia.

Namun polisi berkeberatan untuk menjadikan Natalia korban sebagai orang hilang. Alasannya, korban sudah dapat dihubungi via telepon.

"Bahkan seorang polisi di Atambua (Polres Belu) memberi keterangan kalau beliau sudah dapat menghubungi Natalia via WA sejak Minggu pagi. Polisi menunjukkan semua bukti pembicaraan dan chat dengan Natalia. Sementara Natalia semalam bercerita jika beliau tidak pernah berkomunikasi dengan polisi kemarin, kecuali dengan suaminya semalam," ujar relawan kemanusiaan, Romo Agus Duka dalam pesan WA-nya, Senin (13/12/2021).

Baru, Senin (13/12/2021), Filomena, Relawan Atambua, Kabupaten Belu di kontak Kapolres Belu untuk mendapatkan informasi tentang siapa yang bertanggung jawab atas korban sekarang.

Apa kepentingan polisi jika mereka tidak gubris pada soal ini ketika suami korban melapor Natalia hilang sejak Jumat kemarin," tulis Romo Agus Duka.

Kabar hilangnya Natalia mulai tersiar sejak Sabtu akhir pekan lalu. Ketika itu, Natalia mengirim pesan WhatsApp kepada suaminya, Amos Nahak (29), bahwa ia disekap di Kota Kupang.

Melalui pesan whatsapp, Natalia juga mengirim lokasi keberadaannya dan minta sang suami datang bersama polisi agar ia dibebaskan.

Natalia juga mengabarkan bahwa ia berada di sebuah di rumah di kawasan hutan. "Sekarang kami sudah di satu rumah yang ada di tengah hutan. Di sini sepi sekali," tulis pesan whatsapp Natalia kepada Amos.

Natalia juga menyebutkan, ia dijaga sejumlah pria bertubuh besar.Namun, sebelum dibebaskan, Natalia naik KM Bukit Siguntang dari Pelabuhan Tenau Kupang pada Minggu (12/12/2021) tujuan Pelabuhan Lorens Say Maumere.

Pelayaran KM Bukit Siguntang ini selanjutnya ke Lewoleba, Kabupaten Lembata, Makassar, Pare-Pare, Balikpapan, Tarakan, Nunukan, dan Toli-Toli.

"Saya menghubungi Pater Gusti dan Suster Ika di Maumere dan setelah berkoordinasi dan saat kapal sandar mereka naik dan temukan dia," kata Filomena Loe dari Zero Trafficking NTT.

Menurut Filomena, kasus ini sudah dilaporkan oleh suaminya ke polisi. "Saat ini saya belum bisa menyebutkan ini kasus perdagangan orang karena kita belum mendapat keterangan resmi dari Natalia," tambah Filomena.

FOLLOW US