• Nusa Tenggara Timur

Dua Kali Divaksin, Mahasiswi Undana Tewas dalam Kamar Kost

Imanuel Lodja | Selasa, 10/08/2021 15:25 WIB
Dua Kali Divaksin, Mahasiswi Undana Tewas dalam Kamar Kost Anggota Polsek Kelapa Lima dan Polres Kupang Kota turun melakukan olah tempat kejadian perkara sekaligus memasang garis polisi di depan kamar korban mahasiswi Undana.

katantt.com-- Mahasiswi semester IX jurusan PJKR FKIP Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang berinisial FYB alias Nona (22) ditemukan meninggal dunia di kamar kost nya, Selasa (10/8/2021).

Korban ditemukan di kamar kost milik Nanang Kauh di jalan KB Lestari nomor 12, RT 30/RW 13, Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.

Korban pertama kali ditemukan ibu kostnya, Ema Muda (42) sekitar pukul 08.30 wita.

Saat itu Ema Muda mengantar bubur karena korban sakit. "Saya ketuk pintu tapi tidak ada jawaban, saya ketuk lagi dan panggil nama (korban) tapi juga tidak ada sahutan. Biasanya hanya satu kali ketuk dia langsung buka. tapi kali ini sekitar setengah jam saya ketuk pintu tapi tidak ada jawaban," ujar Ema.

Ema pun memberitahukan kepada suaminya dan anak kost yang lain. Mereka menggedor pintu kamar kost korban namun tidak ada jawaban. Pemilik kost dan anak kost kemudian mencungkil jendela dan menemukan korban sudah tidak bernyawa di atas tempat tidurnya.

Nanang selaku pemilik kost kemudian melaporkan kepada polisi di Polsek Kelapa Lima dan Polres Kupang Kota terkait kejadian tersebut.

Korban diketahui sudah dua kali menjalani vaksin. Vaksin kedua dijalani korban pada akhir Juli 2021 lalu.

"Sepertinya korban menyembunyikan sakitnya saat divaksin. Padahal saat itu korban sudah sakit dan seperti kelelahan dan berat badan semakin menurun," ujar Ema saat ditemui di lokasi kejadian, Selasa (10/8/2021).

Ema menceritakan kalau korban berusaha kuat dan tidak menyampaikan soal sakitnya saat menjalani vaksin hingga bisa mendapatkan dua kali vaksin.

Sakit Lama

Ema dan Nanang mengakui kalau korban sudah 4 tahun menjadi salah satu penghuni kamar kost dari 4 kamar kost miliknya.

Selama ini korban yang berasal dari Maumere Kabupaten Sikka cenderung tertutup dan tidak menceritakan keadaannya maupun keadaan orang tuanya.

Diketahui kalau ibu korban sudah beberapa tahun tinggal di Kalimantan menjadi tenaga kerja di Kalimantan. Sementara ayah korban tinggal di Maumere Kabupaten Sikka.

Pemilik kost dan rekan korban sudah berulang kali meminta korban ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi kesehatan.

"Kadang korban mengalami batuk parah jelang subuh dan saya sering bangun mengecek keadaan korban," ujarnya.

Ema juga tidak tega melihat keadaan korban sehingga sering mengajak korban ke rumah sakit namun korban sering menolak dan beralasan masih menunggu ayahnya datang dari Maumere.

"Saya pernah telepon mobil Brigade Kupang Sehat untuk menjemput korban karena saya lihat berat badan korban makin menyusut, tapi korban menolak," ujar Ema.

Kamis (5/8/2021) lalu, Ema kembali memaksa korban ke rumah sakit sehingga korban pun diantar kerabatnya ke Puskesmas OEsapa.

Hasil pemeriksaan menunjukkan kalau korban menderita sakit TBC akut dan harus mengkonsumsi obat dalam jangka waktu lama.

Petugas Puskesmas Oesapa memberikan obat yang harus dikonsumsi korban dan korban diminta kembali melakukan kontrol kesehatan dua pekan kedepan. "Baru empat hari minum obat dari Puskesmas, korban sudah meninggal dunia," ujar Ema.

Ema sendiri rutin mengontrol keadaan korban. Hampir setiap pagi Ema menyiapkan bubur bagi korban terutama sejak korban dinyatakan TBC akut.

"Saya layani korban seperti anak sendiri. Saya banyak mencari informasi dari internet terkait kondisi korban dan ternyata dugaan saya benar kalau korban sakit TBC," ujarnya.

Sejumlah rekan dan kerabat korban masih mengunjungi korban pada Senin (9/8/2021) malam. Bahkan Rahma (21), rekan korban masih menyuapi korban untuk makan malam dan meminta korban rutin minum obat dari Puskesmas.

Selain sakit TBC akut, korban juga diketahui memiliki riwayat sakit lambung akut. Hingga saat ini berat badan korban hanya 26 kilogram.

Pasca penemuan jenazah korban, tim gugus tugas dari Kecamatan Kelapa Lima ke lokasi kejadian melakukan tes dan swab. Hasilnya, korban negatif covid 19 sehingga pengurusan jenazah diserahkan kepada pihak keluarga.

Aiptu Mick Terru, Ka SPKT Polsek Kelapa Lima yang dikonfirmasi di lokasi kejadian, Selasa (10/8/2021) mengaku kalau awalnya Polsek Kelapa Lima mendapatkan laporan soal penemuan mayat.

Pihak Polsek Kelapa Lima juga menghubungi petugas identifikasi Satuan Reskrim Polres Kupang Kota.

"Tidak ada tanda kekerasan saat kita melakukan pemeriksaan luar. korban juga negatif Covid-19 dan dipastikan korban meninggal karena sakit. Pengurusan jenazah korban selanjutnya kami serahkan kepada pihak keluarga dan pemilik kost," ujar Mick Terru.

Ayah korban sendiri akan datang dari Maumere siang ini guna pengurusan jenazah korban dan urusan lainnya.

 

 

 

FOLLOW US