• Nusa Tenggara Timur

Diduga Depresi, Petani di Ngada Tewas Gantung Diri

Agus Mughni Muttaqin | Selasa, 27/07/2021 19:31 WIB
Diduga Depresi, Petani di Ngada Tewas Gantung Diri Ilustrasi bunuh diri (Foto: tirto)

katantt.com--Warga di Desa Uluwae, Kecamatan Bajawa Utara, Kabupaten Ngada Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dikagetkan dengan penemuan jenasah dalam posisi gantung diri, Senin (26/7/2021).

Korban gantung diri teridentifikasi bernama BL alias Berto (40), seorang petani warga Malawaru, Desa Uluwae, Kecamatan Bajawa Utara, Kabupaten Ngada.

Berto ditemukan gantung diri diatas pohon kemiri di kebun milik Stanislaus Djawa di Malawaru, Desa Uluwae, Kabupaten Ngada.

Jenazah korban pertama kali ditemukan oleh anak kandung korban, Yohanes Kapestranong Nggiring (16), seorang pelajar SMA.

Saat itu Yohanes sedang mengerjakan pagar di samping rumahnya.

Saat mengerjakan pagar, Yohanes kekurangan kayu sehingga Yohanes ke kebun milik Stanislais Djawa yang berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya.

Di kebun milik Stanislaus, Yohanes sempat mencari kayu gamal yang akan dipotong untuk dijadikan kayu pagar.

Saat ia mencari pohon, kaget karena di atas kayu kemiri ada sesosok pria dalam posisi gantung diri yang adalah ayah kandungnya.

Yohanes kaget dan berlari sambil berteriak memanggil ibu kandungnya, Elisabeth S (37).

Elisabeth sendiri mengaku kalau pada Kamis (22/7/2021) siang sekitar pukul 13.00 wita, korban dan istri serta anak-anak sedang makan siang bersama.

Sehabis makan siang bersama, korban masuk kedalam kamarnya untuk tidur.

Sekitar pukul 15.00 wita, istri korban masuk ke dalam kamar dan melihat korban sedang tidur sehingga Elisabeth membangunkan korban agar korban jangan terlalu lama tidur siang.

Korban mengaku sedang lelah. Elisabeth pun keluar dan ke sawah mengerjakan sawah di belakang rumah mereka.

Malam hari sekitar pukul 19.00 wita, istri dan anak-anak korban hendak makan malam dan Elisabeth menyuruh anak kandungnya ke kamar untuk membangunkan korban yang sedang tidur.

Saat anak korban ke kamar ternyata korban sudah tidak ada dalam kamar. Istri dan anak-anak korban kemudian mencari korban namun tidak ditemukan.

Kasus penemuan jenazah korban ini dilaporkan kerabat korban ke polisi di Polsek Soa sehingga polisi ke lokasi mengamanman lokasi dan mencari saksi-saksi.

Tim identifikasi Polres Ngada dipimpin Kasat Reskrim Polres Ngada, Iptu Ray Artika, SH dan petugas kesehatan dari Puskesmas Watukapu ke lokasi kejadian melakukan olah tempat kejadian perkara.

Ketika ditemukan, korban mengenakan jaket loreng serta celana pendek warna abu-abu.

Pada saat ditemukan, posisi korban tergantung diatas pohon kemiri dengan seutas tali terikat di leher dengan jarak dari tanah dan kaki korban sekitar 50 centimeter.

Saat ditemukan, tubuh korban sudah mengalami bengkak dan kehitam-hitaman serta sudah mengeluarkan aroma kurang sedap.

Di lokasi kejadian ditemukan barang-barang milik korban di dekat tubuh korban seperti sebilah parang, sebuah jaket serta seutas tali dengan panjang 1 meter.

"Dari keterangan istri korban bahwa korban mengalami depresi berat sejak tahun 2020 dan korban sering menyendiri dan susah berkomunikasi dengan orang lain," ujar Ray Artika.

Keluarga korban menerima kematian korban sebagai musibah dan menolak dilakukan visum et repertum dan otopsi dengan membuat surat pernyataan penolakan.

Sore hari, pihak keluarga dikawal anggota Polres Ngada membawa korban untuk dimakamkan di Kampung Bogizi, Desa Ngoranale, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada.

FOLLOW US