• Nusa Tenggara Timur

Tenaga Kesehatan di Kupang Terharu Terima Penghargaan dari Kapolda NTT

Imanuel Lodja | Senin, 01/03/2021 13:49 WIB
 Tenaga Kesehatan di Kupang Terharu Terima Penghargaan dari Kapolda NTT Kapolda NTT, Irjen Drs. Pol Lotharia Latif,SH,MHum, memberikan penghargaan kepada salah satu tenaga kesehatan yang bertugas di salah satu rumah sakit di Kota Kupang yang menangani pasien Covid-19.

katantt.com--Menjalankan profesi dan tugas sebagai tenaga kesehatan apalagi menjadi tim penanganan Covid-19 menjadi resiko dan tanggungjawab yang harus dilakoni.

Resiko berhadapan dengan pasien terpapar Covid-19 dirasakan ratusan tenaga kesehatan di Rumah Sakit Bhayangkara Kupang.

Peran ini diyakini sebagai panggilan tugas kemanusiaan yang harus dijalankan.

Sejumlah tenaga kesehatan merasa terharu dengan reward yang diberikan Kapolda NTT, Irjen Pol Drs Lotharia Latif, SH MHum, Senin (1/3) di Mapolda NTT.

Dokter Mertyn Taolin, salah seorang tenaga kesehatan di Rumah Sakit Bhayangkara Titus Uly Kupang mengakui penghargaan dari Kapolda NTT merupakan dorongan yang kuat agar dirinya lebih berbuat yang terbaik.

"Kami merasa sangat dihargai atas pengabdian dan kerja kami," ujarnya dengan rasa haru.

Selama 1 tahun menangani pasien Covid-19 ia mengakui kalau kesulitan terbesar adalah saat kekurangan oksigen bagi pasien.

"Kami benar-benar pernah merasakan kekurangan oksigen untuk pasien padahal stok oksigen sangat dibutuhkan bagi pasien covid yang sedang dirawat," ujarnya.

Kendala lain yakni saat menghadapi pasien Covid-19 kategori berat.

"Kami harus tangani sendiri untuk memandikan dan memberi makan. Tapi puji Tuhan semua tugas ini bisa kami lewati dengan sukacita dan dengan rasa syukur," ujarnya.

Selain itu, petugas kesehatan pun harus kuat dan sabar menghadapi protes dan sikap anarkis keluarga pasien yang tidak terima jika ada anggota keluarga nya yang meninggal karena Covid-19.

"Kami harus sabar menjelaskan kepada keluarga pasien karena banyak yang tidak terima jika anggota keluarganya meninggal karena covid," tandasnya.

Mandikan Jenasah

Lain lagi cerita dari para petugas yang dipercayakan memandikan jenasah di ruang IPJ RS Bhayangkara Titus Uly Kupang.

Darius Tasuib, Pekerja Harian Lepas (PHL) pada Rumah Sakit Bhayangkara Titus Uly Kupang sudah satu tahun ditugaskan memandikan jenasah pasien Covid-19.

Ketika Kapolda NTT Irjen Pol Drs Lotharia Latif,SH,MHum menghampirinya, ia juga terharu.

Kepada orqang nomor satu di Polda NTT, ia mengaku kalau selaku tenaga honorer yang mengabdi di Rumah Sakit Bhayangkara sejak tahun 2008 lalu dan tidak menyangka akan mendapat penghargaan.

"Baru kali ini saya dapat penghargaan," ujarnya.

Ia mengaku kalau ia bersama 5 orang rekannya secara bergantian memandikan jenasah pasien Covid-19.

Darius sendiri sudah memandikan 5 jenasah pasien Covid-19.

Awalnya ia mengaku takut dengan virus covid namun ia bersyukur selama 1 tahun menjadi petugas di ruang jenasah, ia terhindar dari virus tersebut.

"Sempat ada keraguan kalau ada pasien yang meninggal karena Covid-19 karena kami harus memandikan. Tapi hingga saat ini kami tetap sehat," ujarnya.

Yefta Baitanu, petugas ruang jenasah juga mengaku merasa takut dan kuatir saat mengurus dan memandikan jenasah pasien Covid-19.

"Ini resiko tugas dan kami jalani dengan iklas dan tulus. Mungkin karena ada prinsip itu maka sampai sekarang kami belum kena virus covid," ujarnya.

Ia bersyukur dan berterima kasih atas perhatian dan kepedulian Kapolda NTT atas kerja dan dedikasi mereka.
"Terima kasih bapak Kapolda NTT untuk cinta kasih dan perhatian bagi kami," tandasnya.

Yefta sendiri sudah 11 kali mengurus jenasah pasien Covid-19 mulai dari memandikan hingga mengantar jenasah ke tempat pemakaman umum.

"Kita juga sering kali harus menunggu lama kalau keluarga pasien masih protes," ujarnya.

Kapolda NTT, Irjen Pol Drs Lotharia Latif, SH MHum mengapresiasi kinerja para tenaga kesehatan.

"Perjuangan kalian luar biasa. Polri beri penghargaan atas dedikasi para tenaga kesehatan," ujar jenderal polisi bintang dua ini.

Ia berharap para tenaga kesehatan tetap menjaga diri karena perjuangan masih panjang.

FOLLOW US