• Nasional

Contrack Farming, Cara Food Station Hubungkan Sentra Produksi dan Daerah Konsumsi

Asrul | Senin, 28/09/2020 09:28 WIB
 Contrack Farming, Cara Food Station  Hubungkan Sentra Produksi dan Daerah Konsumsi Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo Adi

Katantt.com - PT Food Station Tjipinang Jaya menerapkan skema bisnis contrack farming. Dengan skema ini, BUMD Pangan itu mampu menghubungkan sentra produksi dengan daerah konsumsi.

"Food Station sudah masuk ke contrack farming sejak 2017. Ini bagus untuk dua sisi," ujar Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetya Adi, di Jakarta, belum lama ini.

Sisi pertama, kata Arief, adalah daerah sentra produksi. Sedangkan sisi kedua adalah daerah konsumsi.

Dengan skema contrack farming, lanjut dia, daerah sentra produksi akan mendapat kepastian bahwa barang yang diproduksi, dibeli.

"Petani, peternak akan senang kalau barang yang diproduksi, dibeli dengan harga yang baik," jelas Arief.

Sementara itu, untuk daerah konsumsi atau wilayah hilir, mendapar keuntungan berupa kepastian pasokan dengan harga stabil.

"Kan match antara sentra produksi dan daerah konsumsi. Nah, antaranya ini harus ada conectivity. Orang yang bisa menghubungkan ini hari ini, salah satunya namanya Food Station," kata Arief.

Skema tersebut, menurut Arief, akan menyelamatkan petani dan peternak dari permainan harga oleh pihak tertentu. Pihak ini, biasanya akan mengatur harga, dengan cara mengadu harga antar petani atau peternak. Selanjutnya, harga paling murah yang akan dipakai untuk membeli produk mereka.

Pola tersebut berbeda dengan pola yang digunakan oleh Food Station.

"Kalau Food Station pendekatanya berbeda. Food Station, pendekatannya, berapa biaya produksinya, berapa untung yang wajar. Oke, kebutuhan food station, misalnya X. Saya beli sepanjang tahun dengan harga yang sama, di atas harga pokok produksi, dengan kualitas yang baik. Jakarta, sudah ada marketnya, sudah ada orang-orangnya. Nah, ketemu," papar Arief.

 

FOLLOW US