ICRAF Indonesia Rilis NTT Butuh Adaptasi Perubahan Iklim
Imanuel Lodja | Jum'at, 04/10/2024 20:04 WIB
ICRAF Indonesia bekerjasama dengan Bappeda Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Bappeda Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) mengadakan Ekspose Land4Lives di Kupang, Kamis (3/10/2024).
KATANTT.COM--ICRAF Indonesia bekerjasama dengan Bappeda Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Bappeda Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) mengadakan Ekspose Land4Lives di Kupang, Kamis (3/10/2024)
Ekspose Land4Lives Nusa Tenggara Timur dengan tema mewujudkan Bentang Lahan Lestari untuk Masyarakat Tangguh Iklim ini bertujuan untuk mempromosikan pengelolaan bentang lahan yang berkelanjutan guna meningkatkan ketahanan iklim bagi masyarakat lokal.
Dalam diskusi ini mengemuka kalau Nusa Tenggara Timur perlu beradaptasi terhadap perubahan iklim yang dampaknya sudah nyata dirasakan oleh banyak orang.
Ekspose ini merupakan ajang untuk melaporkan berbagai pencapaian program Land4Lives di NTT sejauh ini, serta membuka ruang dialog dan masukan dari berbagai pihak terkait.
Land4Lives, atau #LahanuntukKehidupan, merupakan kegiatan riset-aksi yang dilaksanakan oleh
ICRAF Indonesia dengan sokongan dari pemerintah Kanada. Kegiatan riset-aksi ini dirancang untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan kehidupan yang tangguh iklim. Land4Lives dilaksanakan di tiga provinsi yaitu Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
Di NTT, Land4Lives telah melaksanakan banyak inisiatif dalam rangka membangun ketahanan iklim di tingkat provinsi, bentang lahan, hingga tapak.
Di tingkat provinsi, Land4Lives bekerja sama dengan Bappeda Provinsi NTT untuk mengintegrasikan aspek-aspek perubahan iklim dan pertumbuhan ekonomi hijau ke dalam dokumen perencanaan daerah seperti RPJPD, rancangan teknokratik RPJMD dan rancangan awal RPJMD Provinsi NTT.
Di tingkat bentang lahan, Land4Lives bekerja sama dengan KPH Kabupaten TTS, Forum DAS, dan BPDAS untuk mendukung perancangan dokumen pengelolaan bentang lahan, seperti evaluasi Rencana Pengelolaan DAS terpadu untuk DAS Benain dan Noelmina, dokumen Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP), dan rencana pengelolaan hutan tahunan untuk KPH TTS.
Di tingkat tapak, Land4Lives bermitra dengan 12 desa di Kabupaten TTS untuk memperkuat penghidupan dan ketahanan pangan petani terhadap perubahan pola cuaca akibat perubahan iklim.
Tujuan itu dicapai melalui berbagai kegiatan antara lain implementasi sistem pertanian cerdas iklim, pembentukan kebun dapur, transformasi nilai dan akses pasar komoditas agroforestri, dan peningkatan kesetaraan gender serta kapasitas perempuan dan anak dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
Ekspose Land4Lives NTT menjadi platform untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan hasil program kepada publik. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari lembaga pemerintah, akademisi, organisasi masyarakat sipil, dan mitra pembangunan lainnya.
"Melalui Ekspose ini, kami berharap dapat memperoleh masukan dan saran yang berharga untuk terus meningkatkan efektivitas program Land4Lives di NTT," ujar Yeni Fredik Nomeni, Provincial Coordinator
ICRAF Indonesia di NTT.
Pihaknya juga berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk membangun masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi masyarakat NTT.
Land4Lives merupakan kegiatan riset-aksi yang dilaksanakan oleh lembaga riset
ICRAF Indonesia, dengan dukungan pendanaan dari Pemerintah Kanada.
ICRAF melaksanakan kegiatan riset-aksi ini di bawah arahan Direktorat Pangan dan Pertanian Bappenas.
Land4Lives bertujuan mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan kehidupan yang berketahanan iklim melalui pendekatan pengelolaan bentang lahan yang berkelanjutan.
Ekspose ini menyoroti hasil-hasil yang telah dicapai selama tiga tahun implementasi Land4Lives di NTT, termasuk integrasi perubahan iklim ke dalam perencanaan daerah dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim melalui berbagai program, seperti pertanian cerdas iklim dan Sekolah Perempuan untuk Ketahanan Iklim.
Dalam diskusi panel yang bertajuk “Bersama Menghadapi Tantangan Iklim”, berbagai strategi adaptasi iklim dibahas, mencakup penguatan penghidupan masyarakat melalui pengelolaan lahan berkelanjutan dan ekonomi hijau.
Selain itu, terdapat beberapa sesi pameran, yaitu pengenalan LUMENS dan sistem informasi akses lahan, merencanakan pengelolaan lanskap sejahtera dengan H2Ours, manajemen pengetahuan pangan lokal Wiki Pangan dan mulok pangan lokal untuk ketahanan iklim, sekolah perempuan untuk ketahanan iklim, serta pertanian cerdas iklim.
TAGS : Bappeda NTT ICRAF Bappeda TTS Perubahan Iklim