KATANTT.COM---Umat Katolik di
Kota Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tersebar di tujuh Paroki akan merayakan Jumat Agung dalam suasana hening mulai pukul 06.00 s/d 18.00 Wita, pada Jumat (18/4/2025).
Kapolres Manggarai, AKBP Hendri Syaputra, S.I.K. melalui Wakapolres Manggarai, Kompol Mei Charles Sitepu, SH meminta agar tidak melakukan aktivitas perjalanan baik roda dua maupun roda empat ke Kota Ruteng.
Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai upaya menciptakan suasana Kamtibmas yang kondusif serta memberikan rasa aman dan nyaman kepada umat kristiani disaat melaksanakan kegiatan ibadah Jumat Agung.
“Sebagai pengayom masyarakat, petugas Kepolisian selalu memberikan rasa aman untuk warganya, tak terkecuali jemaat gereja yang tengah melaksanakan ibadah di gereja,” katanya usai pimpin apel upacara gelar pasukan pengamanan hari raya Paskah pada Selasa, (15/4/2025).
Wakapolres Manggarai juga menyampaikan, pengamanan Jumat Agung nanti tidak menghalangi aktivitas ibadat agama lain.
Pengamanan proses Jumat Agung , lanjut Wakapolres Manggarai, sudah berkoordinasi semua pihak termasuk tokoh lintas agama.
"Jumat Agung tidak hanya relevan bagi umat Kristiani, tetapi juga memiliki makna yang mendalam dalam konteks toleransi beragama," ujarnya.
Diketahui, Imbauan ini juga tertuang dalam surat yang disepakati oleh tujuh pastor paroki yang tersebar di Kota Ruteng, dan mengetahui Uskup Ruteng, pemerintah daerah Kabupaten Manggarai, Polres Manggarai, serta Kodim 1612 Manggarai.
Surat yang ditujukan kepada seluruh umat katolik atau masyarakat kota Ruteng dan sekitarnya agar menjadikan Jumat Agung Hening di seluruh kota Ruteng. Tidak melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan, kecuali dalam keadaan darurat. Semua pertokoan, kios, pasar, warung di kota Ruteng harus ditutup, dan tidak boleh membunyikan musik.
Kegiatan prosesi jalan salib dimulai dari Natas Labar Motang Rua menunju paroki masing-masing dengan mengenakan pakaian berwarna merah.
Jumat Agung Hening ini merupakan tradisi tahun kota Ruteng untuk mengenang kisah sengsara dan fafat Tuhan Yesus Kristus.