• Nasional

Pengembangan Ketrampilan Kunci Pengembangan Tenaga Kerja Trampil di Indonesia

Reli Hendrikus | Kamis, 27/02/2025 07:05 WIB
Pengembangan Ketrampilan Kunci Pengembangan Tenaga Kerja Trampil di Indonesia Kegiatan bersama ILO dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menekankan pada relevansi kemitraan dalam pengembangan keterampilan untuk menciptakan budaya perilaku bisnis yang bertanggung jawab di Indonesia.

KATANTT.COM-- Dalam lingkungan bisnis yang berkembang pesat saat ini, mengembangkan tenaga kerja yang terampil dan terinformasi merupakan hal yang sangat penting untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.

Proyek Pengembangan Keterampilan dan Perilaku Bisnis yang Bertanggung Jawab dari Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), yang didanai oleh Pemerintah Jepang melalui Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI), menyoroti pentingnya mengaitkan praktik bisnis yang bertanggung jawab dengan strategi pengembangan keterampilan dan rencana pelatihan.

Seiring dengan transformasi digital yang dialami oleh industri-industri utama di Indonesia, seperti industri elektronik, dan investasi pada sumber daya manusia, upaya mempromosikan perilaku bisnis yang bertanggung jawab menjadi semakin penting.

Untuk itu, guna memperlihatkan kemitraan yang terbangun dalam menjembatani kesenjangan keterampilan dan mendorong perilaku bisnis yang lebih bertanggung jawab di sektor elektronik, Proyek Pengembangan Keterampilan ILO bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyelenggarakan seminar interaktif pada 26 Februari di Jakarta.

Seminar ini mendemonstrasikan upaya kolaboratif di antara para pemangku kepentingan nasional dan sektoral, termasuk pemerintah, organisasi pengusaha dan pekerja, perusahaan, pusat pelatihan, dan pemasok industri elektronik, dalam memfasilitasi pengembangan keterampilan dan mempromosikan praktik-praktik bisnis yang lebih bertanggung jawab serta menandai penutupan Proyek Pengembangan Keterampilan ILO di Indonesia.

Seminar ini secara resmi dibuka oleh Dr. Mohammad Rudy Salahuddin, MEM, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan, Ketenagakerjaan dan Pariwisata Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Simrin Singh, Kepala Perwakilan ILO di Indonesia dan Timor Leste. Seminar ini pun ditutup oleh Edi Prio Pambudi, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional.

Dr. Mohammad Rudy Salahuddin, MEM, Deputi Bidang Koordinasi Industri, Ketenagakerjaan, dan Pariwisata di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, menyoroti kebutuhan penting akan pengembangan keterampilan di sektor elektronik Indonesia untuk meningkatkan sumber daya manusia dan produktivitas. Ia juga menilai pelaksanaan Proyek Pengembangan Keterampilan ILO ini turut mendorong keterlibatan industri semikonduktor Indonesia dalam rantai pasokan global.

“Sinergi dan kolaborasi dengan ILO dan mitra lainnya harus dapat berlanjut di masa mendatang karena kemitraan strategis ini memainkan peran penting dalam pembangunan manusia untuk menciptakan ketenagakerjaan yang berkualitas,” ujarnya. “Kemitraan ini juga dapat menjadi acuan di masa depan dalam mendorong perilaku yang lebih bertanggung jawab di Indonesia.”

Simrin Singh, Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor-Leste, menyoroti ketepatan waktu dukungan ILO untuk program pengembangan keterampilan Indonesia dalam menanggapi transisi industri yang serba cepat dan transformasi digital yang dihadapi pasar kerja Indonesia.

“Kolaborasi ILO dengan berbagai lembaga baik publik maupun swasta akan memastikan dan mempercepat pengembangan tenaga kerja yang siap, terlatih dan terampil di sektor kunci ini. investasi pada keterampilan tentunya meningkatkan produktivitas, kualitas serta memastikan elemen-elemen dasar dari pekerjaan yang layak seperti perlindungan sosial dan upah yang adil.”

 

Sesi berbagi pengetahuan mengenai praktik-praktik baik yang dihasilkan oleh proyek dalam mempromosikan pembelajaran berbasis kerja yang inklusif dan bertanggung jawab melalui pemagangan yang berkualitas dipresentasikan oleh Chairul Saleh, Asisten Deputi Ketenagakerjaan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Darwoto, Wakil Ketua Umum Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Wisnu Wibowo, Ketua Komite Tetap Pelatihan Kerja Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Sholahudin, SE, ME, Direktur Bina Pemagangan dan Pelatihan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan dan Djoko Wahyudi, Presiden Federasi Serikat Pekerja Panasonic Gobel.

 

Para panelis mendiskusikan tentang pengembangan dan integrasi mekanisme keluh kesah bagi peserta pemagangan dan pentingnya kemitraan publik-swasta untuk pelatihan keterampilan kembali dan peningkatan keterampilan (upsklling and reskilling) bagi pekerja untuk mempromosikan praktik bisnis yang lebih bertanggung jawab dalam perekrutan dan penempatan kerja serta dalam mengembangkan rencana pengembangan karier bagi tenaga kerja di sektor elektronik.

 

Selanjutnya testimoni mengenai manfaat dari kolaborasi dan program pelatihan yang diberikan oleh Proyek Keterampilan ILO dipaparkan oleh perusahaan multinasional, pusat pelatihan/penyedia pelatihan dan usaha kecil dan menengah yang menjadi pemasok dalam rantai pasokan elektronik di Indonesia. Testimoni ini menggarisbawahi bahwa baik pengusaha maupun pekerja harus mengembangkan kapasitas mereka agar mampu mengelola teknologi canggih, serta meningkatkan kesadaran akan praktik bisnis yang bertanggung jawab guna mendorong rantai pasokan yang lebih inklusif dan tangguh.

 

Dalam kurun waktu dua tahun sejak dimulainya proyek ini pada 2023, Proyek Keterampilan ILO telah melibatkan 1.150 pengusaha dan pekerja di sektor elektronik, menyelenggarakan 24 lokakarya dan seminar pengembangan kapasitas dan berbagi pengetahuan di seluruh negeri serta mengembangkan delapan program pelatihan yang berkolaborasi dengan pemerintah dan mitra sosial. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan, tetapi juga membangun kapasitas para pemangku kepentingan nasional, khususnya industri elektronik tentang pentingnya mempromosikan pengembangan keterampilan dan perilaku bisnis yang bertanggung jawab.

 

Proyek Keterampilan ILO juga telah menerbitkan dua Panduan untuk pengusaha tentang Pemagangan Berbasis Sekolah yang Berkualitas di Tempat Kerja dan tentang Pengembangan Mekanisme Keluh Kesah bagi Peserta Pemagangan, satu panduan pelatihan untuk lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi dan perusahaan tentang Pengembangan Keterampilan dan Perilaku Bisnis yang Bertanggung Jawab, serta melakukan kajian keterampilan bertajuk

“Pengembangan Keterampilan dan Situasi Ketenagakerjaan di Sektor Elektronika Indonesia”, bekerja sama dengan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI). Publikasi ini menjadi dasar bagi para pemangku kepentingan utama di sektor elektronik Indonesia untuk terus mendorong pengembangan keterampilan agar dapat menjalankan bisnis yang lebih bertanggung jawab.

 

Lebih dari 100 orang yang mewakili berbagai pemangku kepentingan berpartisipasi dalam seminar dan terlibat dalam diskusi untuk memajukan pengembangan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan adaptasi dan produktivitas pekerja, mempromosikan kemitraan publik-swasta guna memfasilitasi intervensi pengembangan keterampilan dengan lebih baik, serta mengembangkan lanskap kebijakan dan praktik yang semakin meningkatkan ketahanan rantai pasokan melalui strategi perdagangan dan investasi yang lebih baik.

FOLLOW US