• Bisnis

Jadi Bank Devisa, OJK Ingatkan Bank NTT Waspadai Serangan Hacker

Semy Andy Pah | Selasa, 05/09/2023 07:37 WIB
Jadi Bank Devisa, OJK Ingatkan Bank NTT Waspadai Serangan Hacker Kepala OJK NTT, Japarmen Manalu memberikan sambutan pada acara Launching Bank NTT menjadi bank Devisa di Kantor Pusat Bank NTT, Senin (4/9/2023).

KATANTT.COM--Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengingatkan seluruh perbankan di Indonesia yang menggenjot layanan digital tidak sekedar berpacu memanjakan nasabah tapi juga harus mengedukasinya. Hal ini sangat krusial karena hacker atau pelaku kejahatan digital akan mengincar pihak terlemah dalam ekosistem perbankan digital yaitu nasabah.

Kondisi inilah yang membuat OJK terus mewanti-wanti PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur atau Bank NTT setelah bertransformasi menjadi Bank Devisa.

Pencapaian ini tentu berdampak kepada berbagai tantangan baru bagi Bank kebanggaan masyarakat Nusa Tenggara Timur ini. Sebagaimana diungkapkan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT, Japarmen Manalu saat memberikan sambutan pada acara launching Bank NTT menjadi Bank Devisa di lantai 5 Kantor Pusat Bank NTT, Senin (4/9/2023).

Japarmen Manalu menyebut bahwa Bank NTT telah mengantongi ijin resmi untuk melaksanakan kegiatan usaha dalam Valuta Asing (Bank Devisa) sesuai keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK nomor: KEP-62/D.03/2023.

Di dalam putusan surat tersebut jelas Japarman Manalu, menyebutkan bahwa terkait pemberian ijin untuk melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing bagi PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timuratau Bank NTT terhitung tanggal 31 Agustus 2023.

"Mulai tanggal 31 Agustus 2023 kepala eksekutif pengawasan perbankan dan kantor pusat telah menandatangani surat izin. Sekali lagi kami juga mengucapkan selamat kepada BPD, OJK secara berjenjang sudah memberikan kepercayaan untuk menjadi peningkatan kualitas pelayanan menjadi Bank devisa," bebernya.

Menurut Japarman Manalu, setelah memperoleh ijin menjadi Bank Devisa bukan sebuah akhir bagi perjuangan Bank NTT namun merupakan awal dari berbagai tantangan serta peluang yang seharusnya dapat dimanfaatkan agar dapat mewujudkan visi bank NTT menjadi bank yang sehat, kuat dan terpercaya.

Ia menjelaskan bahwa berbagai produk layanan dan kegiatan dalam valuta asing yang sebelumnya telah dirancang sedemikian rupa. Dengan demikian diharapkan tidak semata-mata hanya merupakan rencana namun dapat dilaksanakan secara nyata dengan tetap memperhatikan penerapan tata kelola yang baik serta pengendalian internal yang memadai.

Tentunya kata dia, dengan adanya produk lain tambahan ini kita bertransaksi dengan Bank koresponden di luar, demikian juga stakeholder kalau yang lain. "Artinya ini juga menimbulkan risiko. Jadi di samping benefitnya itu ada juga resiko yang muncul. Oleh karena itu teman-teman di Bank NTT jangan berpuas diri ini adalah justru harus belajar lebih keras lagi," tegasnya.

Ia juga mengingatkan agar Bank NTT perlu meningkatkan penerapan manajemen risiko khususnya terhadap resiko-resiko baru yang timbul.  "Misalnya, resiko pasar yang sebelumnya belum kita perhitungkan, resiko nilai tukar, resiko operasional dan resiko lainnya serta menetapkan langkah mitigasi yang tepat untuk mengurangi potensi kerugian kemudian hari," jelasnya.

"Jadi nanti tata kelola diperbaiki demikian juga mitigasi resiko, jangan lengah karena begitu kita lengah apalagi di dunia teknologi yang sangat tinggi intensitas pemakaiannya tentu kita harus membangun pertahanan yang sangat kuat," sambung Japarmen Manalu.

Menurutnya, hal ini perlu dilakukan sebab menurut informasi OJK pusat itu bahwa serangan hacker untuk saat ini ke Indonesia di industri keuangan rata-rata satu juta setengah per hari.

"Jadi kalau enggak kuat, apalagi sudah membuka keluar maka jangan main-main. Karena itu kami juga tetap nanti berkomitmen untuk senantiasa melakukan pengawasan yang lebih dekat lagi," kata Japarmen Manalu.

Dengan demikian, Japarman Manalu menambahkan bahwa saat ini tugas dan tanggung jawab itu bukan hanya kepada teman-teman di BPD tetapi juga kolaborasi bersama otoritas lain seperti Bank Indonesia.

"Ini harus menjadi komitmen kita bersama, tidak ada lagi istilahnya berjalan sendiri, harus tetap belajar terus-menerus, update teknologi, teknologi risk management, mitigasi resiko dan semuanya harus dilakukan secara paralel baru mencapai hasil yang baik," bebernya.

"Terkait pelaksanaan berbagai kegiatan tersebut juga perlu didukung oleh sarana dan infrastruktur yang andal. Khususnya sumber daya manusia yang kompetensi sehingga dapat memenuhi slogan Bank NTT yang sangat kita kenal yaitu melayani lebih sungguh," ungkap Japarman Manalu.

"Seluruh rencana tersebut hanya akan dapat berjalan secara efektif apabila terdapat kesadaran terhadap pentingnya kolaborasi. Saya berharap seluruh jajaran dewan komisaris dan direksi menyadari besarnya tanggung jawab atas status devisa yang saat ini telah dimiliki oleh Bank NTT," pungkasnya.


PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur atau Bank NTT telah bertransformasi menjadi Bank Devisa. Secara resmi Bank NTT launching Bank NTT menjadi Bank Devisa dilakukan oleh Wagub NTT, Josef Nae Soi, Senin (4/9/2023) sehari jelang, akhir masa jabatan Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef Nae Soi sebagai Gubernur dan Wagub NTT.

Pencapaian ini tentu berdampak kepada berbagai tantangan baru bagi Bank kebanggaan masyarakat Nusa Tenggara Timur ini. Sebagaimana diungkapkan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) rovinsi NTT, Japarmen Manalu saat memberikan sambutan pada acara launching Bank NTT menjadi Bank Devisa di lantai 5 Kantor Pusat Bank NTT, Senin (4/9/2023).

Japarmen Manalu menyebut bahwa Bank NTT telah mengantongi ijin resmi untuk melaksanakan kegiatan usaha dalam Valuta Asing (Bank Devisa) sesuai keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK nomor: KEP-62/D.03/2023.

Dalam putusan surat tersebut jelas Japarman Manalu, menyebutkan bahwa terkait pemberian ijin untuk melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing bagi PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timuratau Bank NTT terhitung tanggal 31 Agustus 2023.

"Mulai tanggal 31 Agustus 2023 kepala eksekutif pengawasan perbankan dan kantor pusat telah menandatangani surat izin. Sekali lagi kami juga mengucapkan selamat kepada BPD, OJK secara berjenjang sudah memberikan kepercayaan untuk menjadi peningkatan kualitas pelayanan menjadi Bank devisa," bebernya.

Menurut Japarman Manalu, setelah memperoleh ijin menjadi Bank Devisa bukan sebuah akhir bagi perjuangan Bank NTT namun merupakan awal dari berbagai tantangan serta peluang yang seharusnya dapat dimanfaatkan agar dapat mewujudkan visi bank NTT menjadi bank yang sehat, kuat dan terpercaya.

Ia menjelaskan bahwa berbagai produk layanan dan kegiatan dalam valuta asing yang sebelumnya telah dirancang sedemikian rupa. Dengan demikian diharapkan tidak semata-mata hanya merupakan rencana namun dapat dilaksanakan secara nyata dengan tetap memperhatikan penerapan tata kelola yang baik serta pengendalian internal yang memadai.

Tentunya kata dia, dengan adanya produk lain tambahan ini kita bertransaksi dengan Bank koresponden di luar, demikian juga stakeholder kalau yang lain. "Artinya ini juga menimbulkan risiko. Jadi di samping benefitnya itu ada juga resiko yang muncul. Oleh karena itu teman-teman di Bank NTT jangan berpuas diri ini adalah justru harus belajar lebih keras lagi," tegas Japarmen Manalu.

Ia juga mengingatkan agar Bank NTT perlu meningkatkan penerapan manajemen risiko khususnya terhadap resiko-resiko baru yang timbul.

"Misalnya, resiko pasar yang sebelumnya belum kita perhitungkan, resiko nilai tukar, resiko operasional dan resiko lainnya serta menetapkan langkah mitigasi yang tepat untuk mengurangi potensi kerugian kemudian hari," jelasnya.

"Jadi nanti tata kelola diperbaiki demikian juga mitigasi resiko, jangan lengah karena begitu kita lengah apalagi di dunia teknologi yang sangat tinggi intensitas pemakaiannya tentu kita harus membangun pertahanan yang sangat kuat," sambung Japarmen Manalu.

Menurutnya, hal ini perlu dilakukan sebab menurut informasi OJK pusat itu bahwa serangan hacker untuk saat ini ke Indonesia di industri keuangan rata-rata satu juta setengah per hari.

"Jadi kalau enggak kuat, apalagi sudah membuka keluar maka jangan main-main. Karena itu kami juga tetap nanti berkomitmen untuk senantiasa melakukan pengawasan yang lebih dekat lagi," kata Japarmen Manalu.

Dengan demikian, Japarman Manalu menambahkan bahwa saat ini tugas dan tanggung jawab itu bukan hanya kepada teman-teman di BPD tetapi juga kolaborasi bersama otoritas lain seperti Bank Indonesia.

"Ini harus menjadi komitmen kita bersama, tidak ada lagi istilahnya berjalan sendiri, harus tetap belajar terus-menerus, update teknologi, teknologi risk management, mitigasi resiko dan semuanya harus dilakukan secara paralel baru mencapai hasil yang baik," bebernya.

"Terkait pelaksanaan berbagai kegiatan tersebut juga perlu didukung oleh sarana dan infrastruktur yang andal. Khususnya sumber daya manusia yang kompetensi sehingga dapat memenuhi slogan Bank NTT yang sangat kita kenal yaitu melayani lebih sungguh," ungkap Japarman Manalu.

"Seluruh rencana tersebut hanya akan dapat berjalan secara efektif apabila terdapat kesadaran terhadap pentingnya kolaborasi. Saya berharap seluruh jajaran dewan komisaris dan direksi menyadari besarnya tanggung jawab atas status devisa yang saat ini telah dimiliki oleh Bank NTT," pungkasnya.

 

FOLLOW US