• Nusa Tenggara Timur

Warga Fatukoa di Perumahan MBR Minta Pospol, Wakapolda NTT Sarankan Aktifkan Siskamling

Imanuel Lodja | Jum'at, 21/07/2023 16:06 WIB
Warga Fatukoa di Perumahan MBR Minta Pospol, Wakapolda NTT Sarankan Aktifkan Siskamling Wakapolda NTT, Brigjen Pol Heri Sulistianto saat berdialog bersama warga di perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di RT 11/RW 03, Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang pada acara Jumat Curhat, Jumat (21/7/2023).

KATANTT.COM--Warga di perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di RT 11/RW 03, Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang menyampaikan sejumlah persoalan kepada Wakapolda NTT, Brigjen Pol Drs Heri Sulistianto saat Jumat Curhat, Jumat (21/7/2023).

Salah satu persoalan yang diusulkan yakni warga minta pembangunan pos polisi di lingkungan MBR karena jauh dari Polsek. Jumat Curhat kali ini digelar di lingkungan MBR dihadiri tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan dan warga perumahan MBR.

Daniel Mali, salah satu tokoh masyarakat perumahan MBR mengakui kalau perumahan MBR berdiri pada tahun 2011 sebagai program dan bantuan Presiden SBY. Perumahan ini ditempati pada tahun 2012 juga dihuni oleh anggota TNI/Polri dan PNS.

Terdapat 130 unit rumah di Perumahan MBR bukan saja dihuni untuk pengungsi atau eks warga Timor Leste, tetapi 60 persen untuk masyarakat eks Timor Leste dan 40 persen untuk masyarakat lokal. Dari 130 unit rumah ini dihuni 400 jiwa dan rata-rata penghuni merupakan buruh lepas yang selalu membangun toleransi.

Dogianus Lema, Ketua RT 10 Kelurahan Fatukoa menyebutkan kalau perumahan MBR dihuni warga yang tersebar di tiga RT yakni RT 09, 10 dam 11. Ia mengeluhkan kalau selama ini sering terjadi pencurian padahal warga hidup sederhana dan kasus pencurian ini sudah dilaporkan.

Ia berterima kasih atas kehadiran Wakapolda NTT dan jajarannya karena membantu agar masyarakat bisa nyaman. Ia berharap agar polisi sering memantau dan melakukan patroli. Marsel Seran, tokoh agama menyoroti soal kenyamanan dengan pos polisi. "Tolong dibangun Pospol agar memudahkan warga saat melapor karena Polsek jauh," ujarnya.

Soal kenyamanan, ia mengaku kalau akses jalan agak sulit karena akses keluar MBR hanya 1. "Ada jalan alternatif yang darurat. Mohon bantuan Wakapolda bisa membantu agar ada bantuan," ujarnya.

Marsel juga mengungkapkan masalah penerangan jalan yang sebelumnya sudah berfungsi tapi rusak saat badai Seroja. "Sudah banyak kali kami usulkan agar lampu jalan diperbaiki, tetapi belum ada realisasi," ujarnya.

Andreas Dato, tokoh pemuda juga mengeluhkan soal kenyamanan berlalu lintas karena banyak mobil tronton dan tidak punya rating sehingga menyulitkan pengguna jalan yang lain. Selain itu, pemuda/i di MBR sangat banyak dan ada banyak bakat.

Ia mengusulkan agar pemuda/i bisa mendapat pelatihan agar membangun minat dan bakat generasi muda. Halena Lobang, tokoh perempuan di perumahan MBR juga meminta ketegasan polisi terkait pembatasan jam pesta di lingkungan MBR.

Ina Mulyana yang juga kader posyandu Balita dan Lansia menyebutkan di Kelurahan Fatukoa ada 238 kasus stunting sehingga butuh kerjasama semua pihak. Di MBR sendiri ada perkumpulan pemuda yang tergabung dalam Remaja Pemuda MBR atau RPM yang selalu membangun toleransi.

Warga juga berterima kasih dengan kunjungan Wakapolda NTT Brigjen Pol Heri Sulistianto karena warga MBR baru kali ini dikunjungi pejabat kepolisian.

Wakapolda NTT, Brigjen Pol Heri Sulistianto menyampaikan kalau Jumat Curhat merupakan kegiatan rutin setiap hari Jumat untuk curhat dan menampung keluhan soal Kamtibmas juga masalah TPPO, rabies serta masalah lain yang membuat warga kurang nyaman.

Heri Sulistianto berharap di Jumat Curhat, warga yang tidak sempat ke kantor polisi bisa menyampaikan keluhan dan bisa langsung menyampaikan. "Kita tampung persoalan yang disampaikan masyarakat dan harus ditindak lanjuti hingga ke Mabes Polri," ujar jenderal bintang satu ini.

Ditegaskan bahwa apapun permasalahan silahkan disampaikan sehingga terjalin kedekatan dengan masyarakat karena Polri tidak bisa bekerja sendiri karen butuh peran serta masyarakat. "Silahkan sampaikan permasalahan apa saja," ujar Wakapolda NTT, Brigjen Pol Heri Sulistianto.

Wakapolda NTT Brigjen Pol Heri Sulistianto juga mengapresiasi kegiatan Jumat Curhat di perumahan MBR karema ada nuansa budaya dan menjadi hal positif karena budaya NTT unik serta beraneka ragam

Ia berjanji akan meningkatkan patroli pada siang dan malam hari di jam tertentu. Soal pospol, Wakapolda menegaskan bahwa proses nya agak lama dan panjang. Karena itu, Wakapolda minta agar warga mengaktifkan Siskamling dan melibatkan anak muda guna memberdayakan peran serta masyarakat agar berkolaborasi.

"Buat pos atau pakai rumah warga, polisi akan berkunjung dan ini sangat efektif karena polisi tidak bisa menangani semua," tambah mantan Kapolresta Kupang Kota ini.

Keberadaan Bhabinkamtibmas dan polisi RW juga akan membantu masyarakat. Namun Kapolda tetap mengharapkan agar masyarakat memfungsikan kembali Siskamling dan dikontrol oleh polisi. Terkait keluhan sarana dan prasarana di lingkungan MBR, Wakapolda berjanji akan berkoordinasi dengan Kadis PU dan instansi terkait namun harus sesuai mekanisme dengan usulan dan permohonan dari warga.

Wakapolda NTT Brigjen Pol Heri Sulistianto juga seger berkoordinasi dengan Dishub agar membatasi tronton terkait jam operasional serta dengan Dinas Pariwisata untuk kolaborasi agar budaya NTT sering ditampilkan.

Untuk masalah stunting, Wakapolda NTT, Brigjen Pol Heri Sulistianto menyebutkan bahwa sudah ada program Kapolda NTT yang menghimbau pejabat dan anggota polisi untuk menjadi orang tua asuh bagi balita stunting.

"Banyak dari kami yang jadikan anak stunting sebagai anak asuh dengan menyisihkan bantuan setiap bulan guna membantu anak stunting sehingga bisa menekan stunting di NTT," tandas Heri Sulistianto.

Jumat Curhat ini dihadiri pula Dirreskrimum Polda NTT Kombes Pol Patar Silalahi, SIK, Karo SDM, Kombes Pol Satrya Yusada, SIK, Dir Pamobvit, sejumlah pejabat Bid Propam, Dit Reskrimsus, Dit Lantas dan Dit Tahti serta Kapolsek Maulafa.

FOLLOW US