• Gaya Hidup

Rekam Jejak Tokoh Bersahaja KH Prof Dr. Nasaruddin Umar

Imanuel Lodja | Rabu, 24/05/2023 19:09 WIB
Rekam Jejak Tokoh Bersahaja KH Prof Dr. Nasaruddin Umar Andi Arhamuddin, SM

KATANTT.COM--KH. Prof. Dr Nasaruddin Umar Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta yang dikenal dengan panggilan Prof Nasar dikenal sebagai sosok yang moderat dan bersahaja dengan kealiman dan kiprahnya di bidang keilmuan dan dekat dengan semua tokoh lintas agama.

Prof. Dr. Nasaruddin Umar lahir 23 Juni 1959 adalah Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta. Sebelumnya menjabat sebagai Wakil Menteri Agama dari tahun 2011 sampai 2014. Yang bersangkutan juga merupakan pendiri organisasi lintas agama untuk Masyarakat Dialog antar Umat Beragama dan pernah menjabat sebagai Dirjen pada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam di Kementerian Agama Republik Indonesia.

Selain itu, KH. Prof. Dr Nasaruddin Umar Syuriah juga adalah anggota dari Tim Penasehat Inggris-Indonesia yang didirikan oleh mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair. Beliau juga menjabat sebagai salah satu Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa khidmat 2022-2027.

Lalu pada tanggal 3 November 2019, dalam Musyawarah Nasional (Munas) BP4 XVI di Jakarta, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. terpilih sebagai Ketua Umum BP4 periode 2019-2024. Dan terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Pondok Pesantren As`adiyah pada Muktamar As`adiyah ke XV di Sengkang tahun 2022. Nasaruddin Umar melakukan studi pascasarjana di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan mendapatkan gelar Magister (1992) serta doktoral (PhD) (1998).

Selama studi kedoktorannya, KH. Prof. Dr Nasaruddin Umar Syuriah sempat menjadi salah satu mahasiswa yang menjalani Program PhD di Universitas McGill, Montreal, Kanada (1993-1994), dan juga sebagai salah satu mahasiswa yang menjalani Program Ph.D di Universitas Leiden, Belanda (1994-1995). Setelah mendapatkan gelar doktoral, KH. Prof. Dr Nasaruddin Umar Syuriah
pernah menjadi sarjana tamu di ShopBeliau University, Tokyo (2001), sarjana tamu di SOAS University of London (2001-2002), dan sarjana tamu di Georgetown University, Washington DC (2003-2004).

Bahkan KH. Prof. Dr Nasaruddin Umar Syuriah adalah penulis dari 12 buku yang diantaranya Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran (Paramadina, 1999). Isinya yang menjabarkan hasil penelitian mengenai gender dalam Quran.
Beliau sudah memiliki track record yang tidak diragukan lagi di republik ini. Maka tidak heran masyarakat Indonesia berharap KH. Prof. Dr Nasaruddin Umar Syuriah menjadi wakil presiden di tiga kandidat pencalonan Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anis Baswedan di Pemilu 2024.

Tak sampai di situ, KH. Prof. Dr Nasaruddin Umar Syuriah dikenal dekat dengan para tokoh lintas agama yang di dalamnya menjungjung tinggi nilai-nilai yang moderat. KH. Prof. Dr Nasaruddin Umar Syuriah juga sudah menerbitkan ribuan tulisan maka tidak heran pula beliau mencatatkan namanya pada rekor dunia dengan kategori menulis ribuan kolom artikel di media massa.

Tak heran, KH. Prof. Dr Nasaruddin Umar Syuriah memecahkan rekor dunia kerena menulis lebih dari enam ribu tulisan. Mulanya hendak menjatatkan rekor lewat Museum Rekor Indonesia (MURI) namun permintaan itu ditolak oleh pendiri MURI, Phoa Kok Tjiang atau yang dikenal dengan sebutan nama Jaya Suprana. Dia mengatakan, capaian Prof. Dr Nasaruddin Umar lebih pantas dicatat pada rekor dunia. ‘’Karena record Prof. Dr. Nasaruddin Umar adalah record dunia. Yang menulis lebih dari enam ribu artikel,” ungkapnya di Jakarta, Jumat (5/11/2021) silam..

Lantaran piagam penghargaan MURI yang diserahkan kepada imam besar masjit Istiqlal itu masih tercatat sebagai rekor Indonesia, maka kata petinggi MURRI. Pihaknya akan mengambil Kembali piagam tersebut untuk mengubahnya menjadi rekor dunia. Sosok KH. Prof. Dr. Nasaruddin Umar tokoh Islam Indonesia yang moderat layak diperhitungkan untuk menjadi cawapres di tiga kandidat pencalonan Presiden Republik Indonesia.

Beliau juga memiliki kedekatan penting dengan kalangan masyarakat di indonesia timur maka tak heran Prof. Dr. Nasaruddin Umar memiliki pendukung yang mengidolakan sosok beliau yang moderat. Hal ini begitu penting untuk diperhitungakan dalam pencalonan cawapres pada 2024.

Ungkap Prof. Dr. Nasaruddin Umar ketika menghadiri acara IKA UINAM di Hotel Myko Makassar, Minggu (21/5/2023). "Saya tidak pernah dan meminta menjadi RI 2. Saya hanya diam-diam saja di masjid. Bagi saya pencapresan itu di jalani dengan ikhlas," katanya di Makassar.

Salah satu ciri orang baik itu adalah dia tidak pernah ingin pensiun. Jadi kalau saya di amanahkan jadi bakal cawapres, syukur alhamdulillah. ‘’Yang penting jangan mengemis dan jangan meminta’," sambung sosok sang moderat Prof. Dr. Nasaruddin Umar. Penulis:Andi Arhamuddin SM.

FOLLOW US