• Nusa Tenggara Timur

WHDI Kabupaten Ende jadi Pengurus ke 16 di NTT yang Dikukuhkan

Imanuel Lodja | Selasa, 02/05/2023 14:49 WIB
WHDI Kabupaten Ende jadi Pengurus ke 16 di NTT yang Dikukuhkan Ketua WHDI Provinsi NTT, dr Ayu bersama pengurus WHDI Kabupaten Ende periode 2023-2028 yang baru dikukuhkan, Senin (1/5/2023);

KATANTT.COM--Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) provinsi NTT terus berbenah. Akhir pekan lalu, ketua WHDI NTT, dr Dewa Ayu Made Dwi Suswati WP, MARS mengukuhkan kepengurusan WHDI Kabupaten Ende. WHDI Kabupaten Ende merupakan daerah ke 16 di NTT yang memiliki kepengurusan WHDI.

WHDI sendiri adalah organisasi wanita beragama Hindu yang berasaskan Weda dan Pancasila, bersifat independen dan tidak menjadi bagian partai politik manapun. Wanita Hindu menghimpun dan menyelaraskan gerak langkah serta pemikiran wanita Hindu di seluruh Indonesia. Pengukuhan melalui pelantikan dilakukan di aula kantor Camat Ende Timur, Kabupaten Ende.

Ketua WHDI provinsi NTT, dr Ayu menyampaikan, selama 2 periode kepengurusan telah terbentuk 16 kepengurusan WHDI kabupaten dan kota di NTT. Harapannya setelah terbentuk kepengurusannya, WHDI dapat melaksanakan kegiatannya di segala bidang, sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan tidak hanya di bidang agama, tetapi juga keluarga, masyarakat dan negara.

Pelantikan pengurus WHDI kabupaten Ende masa bakti 2023-2028, merupakan salah satu program di WHDI provinsi NTT.
Pelantikan diawali dengan pembacaan surat keputusan WHDI provinsi NTT tentang pengukuhan dan pelantikan personalia kepengurusan Wanita Hindu Dharma Indonesia kabupaten Ende, yang dibacakan oleh sekretaris WHDI NTT, Dayu Putu Nuryati, S.Sos.

Pelantikan dilanjutkan dengan pengukuha oleh ketua WHDI provinsi NTT, dr Dewa Ayu Made Dwi Suswati WP, MARS. Pelantikan dihadiri Pembimas Hindu Provinsi NTT, Dra Ni Wayan Sunarsih, MM dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende, Drs Nikolas Nuka serta Ketua PHDI kabupaten Ende, I Wayan Arnama.

Kepala kantor kementerian Agama Kabupaten Ende, Drs Nikolaus Nuka menyampaikan tentang 7 program prioritas Kemenag antara lain penguatan moderasi beragama, transformasi digital, tahun toleransi beragama serta revitalisasi KUA.

Selain itu disampaikan 15 pesan yang perlu diperhatikan untuk mendukung tugas pengurus WHDI yakni spirit maju bersama hebat semua, sedikit bicara banyak kerja. "Jangan lupa 3 kata penting yakni tolong, terima kasih dan maaf, dan jangan lupa minum Jamu Jati Kendi (jaga mulut, jaga hati dan kendalikan diri)," tandasnya.

Kegiatan juga dihadiri oleh ketua PHDI (Parisadha Hindu Dharma Indonesia) kabupaten Ende, Wayan Arnama yang menyampaikan bahwa PHDI merupakan lembaga tertinggi umat Hindu. Dalam sambutannya ketua PHDI menyampaikan, wanita tidak dapat dipisahkan laki-laki.

"Dalam keluarga bapak dan ibu adalah saling mendukung, bahkan menurut kitab suci Hindu, kedudukan wanita sangat dihormati. Mengutip Salah satu kalimat dalam Weda, dimana wanita dihormati, disanalah para dewa merasa senang, tapi dimana wanita tidak dihormati, tidak akan ada pengorbanan apapun yang berpahala," tandasnya.

Selain ketua PHDI, hadir pula lembaga-lembaga Hindu lingkup kabupaten Ende antara lain Pinandita, Peradah, Ketua Banjar dan tempekan, Ketua Pasraman serta organisasi wanita Keagamaan kabupaten Ende. Hadir pula Ketua Perempuan GMIT Syalom Ende, Ketua WKRI kabupaten Ende, ketua Fattayah, ketua Muslimat, dan ketua Peduli Kasih kabupaten Ende.

Ketua WHDI Provinsi NTT, dr Dewa Ayu Suswati dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada ketua WHDI Kabupaten Ende sebelumya drg I Gusti Agung Padmi, dan selamat kepada ketua pengurus WHDI kabupaten Ende selanjutnya Ny Agnes Ervina S.Pota, AMK dan pengurusnya.

dr Ayu juga menyampaikan kepada ibu-ibu, bahwa ibu-ibu yang duduk di kepengurusan adalah orang-orang pilihan, yang sudah dikaruniai kelebihan dan kekurangan masing masing. "Oleh karena itu, gunakan kelebihan masing masing dengan berkarma baik melalui WHDI," tkatanya.

Diingatkan bahwa ibu-ibu pengurus mendapat tanggung jawab tambahan. Oleh karena nya diharapkan para pengurus WHDI harus pandai mengatur waktu untuk keluarga, tugas keseharian atau profesi, masyarakat dan agama. "Himpun dan organisir kebaikan-kebaikan yang ada pada masing-masing. Organisir dengan baik, karena kebaikan yang tidak terorganisir dapat dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir," pesannya.

Juga diingatkan agar WHDI bekerjasama seperti seperti sapu lidi karena ketika sendiri tugas pasti terasa berat. "Tapi kalau diikat jadi satu dan dikerjakan sama-sama pasti akan menjadi ringan," ujarnya.

Ditegaskan pula kalau WHDI buka ajang pamer menyombongkan kelebihan, bukan tempat bergosip tetapi tempat belajar, memampukan diri dan berkarma baik.Selesai rangkaian pelantikan dilanjutkan dengan pembekalan pengurus dengan materi Sosialisasi AD/ART WHDI, Tupoksi pengurus, program kerja, petunjuk administrasi umum, Atribut WHDI dan ditutup dengan belajar bersama membaca Weda Bhagawadgita yang diikuti dengan antusias oleh seluruh peserta.

FOLLOW US