• Nusa Tenggara Timur

Produksi Jagung Program TJPS di Kabupaten Flotim Mencapai 7.125 Ton

Imanuel Lodja | Minggu, 30/04/2023 17:35 WIB
Produksi Jagung Program TJPS di Kabupaten Flotim Mencapai 7.125 Ton Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat secara simbolis melakukan panen jagung Program TJPS periode Tanam Oktober-Maret di Desa Tenawahang ecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Jumat (28/4/2023).

KATANTT.COM--Kabupaten Flores Timur termasuk salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang sukses dalam menerapkan Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS). Program TJPS ini merupakan salah satu program unggulan di bidang pertanian dan peternakan dari Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wagub NTT, Josef Nae Soi.

Dan, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat secara simbolis melakukan panen jagung Program TJPS periode Tanam Oktober-Maret di Desa Tenawahang ecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Jumat (28/4/2023). Panen jagung dilakukan orang nomor satu di NTT di atas lahan seluas 2 hektare dari 16 hektare.

Di kabupaten Flotim sendiri terdapat lahan seluas 3.393 hektare yang ditanami jagung Program TJPS yang siap panen dengan hasil produksi mencapai 7.125 ton. Gubernur NTT, VBL yang tengah melakukan kunker ke Flotim ini berkesempatan melakukan penandaan ternak sapi yang berada di sekitar lokasi panen yang ditandai dengan pemasangan chip. Adapun jumlah ternak se-Kabupaten Flores Timur yang telah diberi chip sebanyak 381 ekor dari target 4.462 ekor.

Setelah panen secara simbolis dan pemasangan chip pada ternak sapi, Gubernur NTT VBL didampingi Penjabat Bupati Flores Timur Doris Rihi dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Lecky Ferderich Koli melakukan diskusi ringan bersama dengan seluruh masyarakat Desa Tenawahang.

Adapun dalam diskusi tersebut, Gubernur NTT VBL berharap agar kedepannya melalui generasi muda, jagung hasil panen tidak dijual lagi melainkan dibuatkan pakan ternak.

“Persiapkan untuk nanti kerjasama dan koordinasikan dengan Pak Penjabat Bupati Flotim dan Pak Kadis Pertanian, kita latih anak-anak muda untuk membuat pakan ternak, sehingga jagungnya tidak dijual lagi. Pakan ternak ini 80% terdiri dari jagung, kita sudah punya jagung tersebut, untuk apa kita beli pakan ternak lagi," jelas VBL.

"Kita di Pulau Flores, masalah pakan ternak mulai dari Larantuka sampai Labuan Bajo, 1 tahun kita beli ke Pulau Jawa Pakan ternak mencapai Rp 450 miliar. Itu hanya untuk beli pakan. Nah kita harus mulai ubah pola-pola tersebut. Kita harus mampu hasilkan pakan ternak sendiri agar Supply Chain tidak lagi kita datangkan dari luar NTT, tapi putarannya dari dalam kita sendiri. Dengan begitu sudah pasti kita akan maju," kata VBL lagi.

Sementara Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Lecky Ferderich Koli menekankan agar diatur pola tanamn dan dikombinasikan dengan tanaman hortikultura agar sepanjang tahun ekonomi para petani dan masyarakat tetap dan terus bertumbuh.

“Kepada teman-teman penyuluh dan semua kelompok tani agar pola tanamnya diatur, sehingga ekonominya tidak terputus melainkan terus bertumbuh. Kombinasikan dengan menanam tanaman hortikultura. Jadi setiap tanam jagung 1 hektar, tanam 90 atau 80 are, sisanya 10 atau 20 are itu tanaman hortikultura seperti sayuran, cabai, tomat, karena ini dibutuhkan untuk konsumsi masyarakat Flores Timur," ungkap Lecky Koli.

"Ini akan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat kita. Nanti saya kirim benih sayuran dan tanaman hortikultura lainnya untuk coba ditanam di musim kemarau ini. Ini semua dimaksudkan agar selain kita tanam jagung, namun kombinasi pengembangan tanaman hortikultura dapat terus berjalan yang akan selalu mendatangkan keuntungan yang cepat, melalui umur produksinya pendek, sehingga dapat hasilkan uangnya cepat dan perputaran produksinya juga cepat pula,” papar Lecky Koli.

"Dan untuk anak-anak muda kita di Desa, kita akan latih dan ajarkan bagaimana cara atau sistim modernisasi dalam budidaya. Cara kerja sistim pertanian yg modern jelas akan kita latih kepada mereka supaya diterapkan agar dapat mendukung produktivitas hasil-hasil pertanian di Desa Tenawahang dan juga Desa-desa sekitarnya," pungkas Lecky.

Pada kesempatan yang sama Kepala Desa Tenawahang Bernad Sogen mengungkapkan terima kasih kepada Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat yang telah memberikan kesempatan kepada Desa Tenawahang dalam mengakses program TJPS.

“Saya atas nama seluruh masyarakat Desa Tenawahang mengucapkan selamat datang sekaligus terima kasih kepada Bapak Gubernur karena boleh memberikan kami kesempatan untuk mengakses TJPS untuk Desa Tenawahang pada tahun 2020," ujarnya.

Ia menyebut Desa Tenawahang termasuk salah satu sasaran TJPS. Terinspirasi dari program TJPS tersebut, Pemerintah Desa Tenawahang kemudian memprogramkan TJPS Mandiri dengan memanfaatkan Dana Desa dengan membuka lahan jagung setiap tahun, dan sekarang sudah memasuki tahun ketiga. "Setiap tahun kami membuka sekitar 70an hektar dan kami sungguh mendapatkan manfaat apalagi ketika musim panen tiba," ujar Bernard Sogen.

Setelah berbincang hangat bersama masyarakat Desa Tenawahang, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menyempatkan diri untuk mengunjungi salah satu rumah produksi kelor yaitu Mo-Tong yang dikelola oleh Willem Openg yang berada tidak jauh dari lokasi panen jagung Program TJPS yaitu di Lato, Desa Watowara, Kecamatan Titehena.

Mantan Ketua Fraksi Partai Nasdem DPR RI ini mengapresiasi pengembangan produksi Kelor yang dilakukan oleh rumah produksi Mo-Tong dan berharap kedepannya akan lebih banyak lagi rumah produksi kelor lainnya di Kabupaten Flores Timur.

FOLLOW US