• Nusa Tenggara Timur

Polisi Periksa Belasan Saksi Pasca Insiden Penyerangan oleh Oknum TNI

Imanuel Lodja | Minggu, 30/04/2023 09:55 WIB
Polisi Periksa Belasan Saksi Pasca Insiden Penyerangan oleh Oknum TNI Kapolda NTT, Irjen Pol Johni Asadoma melakukan pertemuan dengan TNI dari tiga matra serta Penjabat Wali Kota Kupang, George Hadjoh di Mapolda NTT, Kamis (20/4/2023). Pertemuan selama tiga jam ini melahirkan kesepakatan dan komitmen bersama.

KATANTT.COM--TNI dan Polri membentuk tim investigasi untuk mengusut tuntas permasalahan yang terjadi secara transparan. Tim menangani insiden oknum anggota TNI yang melakukan penyerangan terhadap sejumlah fasilitas milik Polri, Rabu (19/4/2023) malam.

Penyerangan ini dipicu pertandingan futsal antara Tim Ranaka dari Polda NTT dan Tim P dan K Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) yang digelar di GOR Oepoi Kupang. Kapolda NTT, Irjen Pol Drs Johni Asadoma, SH, MHum, mengaku kalau tim masih bekerja melakukan penyidikan kasus ini.

Ada belasan saksi sudah diperiksa namun hingga saat ini belum ada pihak yang menjadi tersangka. "Tim masih bekerja dan sudah lebih dari 10 saksi kita periksa. Sampai saat ini belum ada pihak yang diduga sebagai pelaku dan tim masih melakukan tahapan penyidikan dan penyelidikan dengan mengumpulkan keterangan dari brbagai pihak," ujar Kapolda NTT, Irjen Pol Johni Asadoma, Sabtu (29/4/2023) di Polda NTT.

Kapolda NTT, Irjen Pol Johni Asadoma menegaskan kalau pasca insiden ini, suasana sudah kondusif dan aman. Terkait sejumlah anggota Polda NTT yang terluka pasca kejadian ini, Kapolda NTT, Irjen Pol Johni Asadoma menegaskan bahwa tiga orang sudah menjalani rawat jalan dan tersisa satu anggota yang masih dirawat. "Satu orang masih dirawat. Yang lain sudah pulih dan sudah kembali ke rumah," tandasnya.

Mantan Kadiv Hubinter Polri ini mengaku sudah melakukan pertemuan dengan TNI dari tiga matra serta Penjabat Wali Kota Kupang, George Hadjoh, SH, di Mapolda NTT pada Kamis (20/4/2023) lalu. Pertemuan selama tiga jam ini melahirkan kesepakatan dan komitmen bersama.

Terdapat tujuh rekomendasi yang disepakati bersama yaitu, pembentukan tim investigasi dari TNI-Polri, untuk mengusut tuntas permasalahan yang terjadi secara transparan. TNI dan Polri berkomitmen untuk menindak secara tegas terhadap anggotanya yang terlibat, serta seluruh penindakan akan diserahkan kepada masing-masing kesatuan.

Komitmen ketiga, seluruh pos pengamanan Idul fitri yang dirusak pada Rabu malam akan dibangun bersama oleh TNI dan Polri. Kemudian seluruh pos pengamanan Idul Fitri akan dijaga bersama oleh anggota TNI maupun Polri.

Yang kelima akan melaksanakan patroli gabungan dengan tujuan memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat. "kita akan lakukan imbauan kepada seluruh anggota TNI dan Polri agar menahan diri, tidak melakukan tindakan-tindakan provokatif dan tidak terpancing hasutan-hasutan, serta tidak melakukan tindakan kriminalitas," tegas Johni Asadoma.

Sedangkan komitmen bersama yang ketujuh akan melakukan proses hukum dengan memanggil, memeriksa panitia yang tidak mengantongi izin penyelenggaraan pertandingan futsal. Serta pengamanan pertandingan tidak melibatkan Polri yang dianggap sebagai kelalaian panitia.

"Kami TNI dan Polri akan memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh masyarakat NTT. Kami telah berkomitmen untuk mencegah kejadian seperti ini terulang lagi," tutup Johni Asadoma.

"Kami ingin menyampaikan informasi bahwa ada kesalahpahaman atau bentrokan antara oknum anggota TNI dan Polri di lapangan, saat pertandingan final futsal di GOR Oepoi Kupang. Kami sudah laksanakan tindakan-tindakan pencegahan. Seluruh unsur-unsur pimpinan di Kupang langsung gelar rapat terbatas," jelasnya.

Menurut Kapolda NTT, Irjen Pol Drs Johni Asadoma saat pertandingan futsal tersebut terjadi kesalahpahaman. "Salah satu oknum anggota melompat ke dalam pinggir lapangan pertandingan dan terjadi bentrokan antara oknum anggota Polri dan oknum anggota POM TNI AD," ujarnya.

Kejadian itu tidak berhenti di sana. POM yang saat itu bertanggungjawab terhadap pengamanan langsung meminta kepada panitia agar menghentikan pertandingan. "Pertandingan yang baru dilaksanakan babak pertama langsung dihentikan, karena akan menimbulkan kekacauan. Mungkin gambar atau video-video kejadian di GOR telah tersebar, sehingga mungkin teman-teman TNI yang lain tidak tau permasalahan itu datang, dan terjadi kesalahpahaman tersebut," jelas Johni Asadoma.

Pasca kejadian tersebut, pihaknya bersama unsur lainnya langsung melakukan pertemuan darurat agar bentrokan tidak meluas. Mereka juga menyepakati bersama sejumlah rekomendasi yang dibahas dalam rapat darurat itu.

FOLLOW US