• Nusa Tenggara Timur

Kapolda NTT Curhat Soal Tidak Ada Putera Asli NTT Lulus Akpol

Imanuel Lodja | Jum'at, 28/04/2023 21:50 WIB
Kapolda NTT Curhat Soal Tidak Ada Putera Asli NTT Lulus Akpol Kapolda NTT, Irjen Pol Johni Asadoma

KATANTT.COM--Setiap tahun Polri membuka kesempatan penerimaan taruna/i Akademi Kepolisian (Akpol). Kapolda NTT, Irjen Pol Drs Johni Asadoma, SH, MHum, mengaku sedih karena pada tahun 2022 lalu tidak ada putra asli NTT yang lulus taruna/i Akpol.

"Saya sedih tahun lalu tidak ada putra asli NTT yang lulus karena penerimaan anggota Polri sangat transparan, akunbel dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum," tandas Kapolda NTT, Irjen Pol Johni Asadoma, Jumat (28/4/2023) di GOR Oepoi Kupang.

Kapolda NTT Irjen Pol Drs Johni Asadoma, juga prihatin karena banyak masyarakat NTT yang tidak menyiapkan anak untuk mengikuti seleksi penerimaan anggota Polri. Seharusnya, peserta melakukan persiapan 6 bulan sebelum pelaksanaan seleksi. "Saya sedih banyak masyarakat yang tidak menyiapkan anak-anak. Persiapkan (peserta) 6 bulan sebelumnya," ujarnya.

Kapolda NTT Irjen Pol Drs Johni Asadoma, mengaku saat masa penerimaan anggota Polri, banyak yang datang menghadap saat sudah mulai pendaftaran Polri. "Banyak yang datang dan kirim nomor tes seleksi," ujar Kapolda NTT, Irjen Pol Johni Asadoma.

Di NTT sendiri baru ada 11.600 anggota Polri atau baru 43 persen dari kebutuhan sebanyak 25.000 anggota Polri. "Kita kekurangan anggota Polri karena terkendala anggaran," tandasnya.

Kapolda NTT Irjen Pol Johni Asadoma, menyebutkan bahwa Polri merupakan institusi besar sehingga membutuhkan anggota Polri yang berkualitas dalam fisik, sehat dan karakter, mental serta intelektual sebagai syarat mutlak.

Visi presiden Jokowi pun menempatkan peningkatan SDM pada hal utama dan prioritas dan harus diikuti oleh kementerian dan lembaga dimulai dari rekrutmen, pendidkan dan penugasan. Polri menindaklanjuti dengan program Presisi serta menyiapkan anggota Polri yang baik dimulai dari rekrutmen serta pendidikan dan latihan.

Pada tahun 2023, secara nasional quota Akpol sebanyak 175 orang, Bintara 11.391 orang dan Tamtama 1.601.
Setiap Polda mendapat quota tergantung animo dan calon yang mendaftar. Kapolda NTT Irjen Pol Johni Asadoma, minta agar masyarakat jangan risau dan kuatir dengan quota, tetapi mempersiapkan diri dengan baik.

Di Panda Polda NTT, animo Akpol mendaftar sebanyak 271 orang dan terverifikasi 101 orang. Bintara Polri sebanyak 4.544 orang, terverifikasj 3.562 orang yakni polisi tugas umum (PTU) 3.926 orang namun terverifikasi 3.142 orang.
Bintara Brimob mendaftar 559 orang tapi terverifikasi 398 orang. Polair mendaftar 34 orang, terverifikasi 13 orang.

Nakes mendaftar 18 orang namun terverifikasi 9 orang. Tamtama terdaftar 671 orang namun terverifikasi 474 orang.
Sejumlah warga berharap Kapolda NTT memperhatikan putra asli NTT dan memperjuangkan penambahan quota. "Kapolda agar memperjuangkan kenaikan quota," ujar Petrus Tameno (50), warga Kabupaten Kupang. Usul yang sama disampaikan Yan Tampani yang juga minta tambahan quota.

Ridwan Angsar juga prihatin karena tidak ada putera NTT yang lulus Akpol tahun 2022 lalu. Ia minta kalau bisa Polda NTT dipimpin putra asli NTT dan orang tua juga minta agar anak-anak NTT bisa juga masuk Akpol. Juli Hilaria juga mengapresiasi komitmen Kapolda NTT Irjen Pol Johni Asadoma, bahwa masuk polisi tanpa biaya. "Kami terharu dengan komitmen Kapolda dan kepercayaan kami pulih kembali bahwa masuk polisi tanpa neko-neko," ujar Juli dengan nada haru.

Kapolda NTT Irjen Pol Drs Johni Asadoma, menegaskan banyak putera NTT yang sudah menjadi bintang dua Polri seperti Kapolda NTT serta Irjen Pol Daniel Boli Tifaona, Irjen Pol Rudolf Nahak dan Irjen Pol Rudolf Rodja. Untuk bintang satu ada Brigjen Simson Ringu dan Brigjen Dayan Blegur.

Kapolda NTT Irjen Pol Drs Johni Asadoma, juga memperkenalkan Kompol Eliana Papote, SIK, jebolan Akpol 2006 sebagai satu-satunya Polwan asal NTT yang merupakan taruni Akpol. Mantan Kadiv Hubinter Polri ini memotivasi anak NTT dengan perjalanan kariernya. "Saya orang pertama NTT yang dapat medali emas Sea Games dan jadi petinju nasional," ujarnya.

Pasca lulus SMAN 1 Kupang tahun 1984, ia ikut seleksi Akabri dan lulus. Namun pada saat yang sama dipanggil ikut kejuaraan Olimpiade di Los Angeles Amerika sehingga mengabaikan kelulusan Akabri. Tahun 1985 ikut tes bintara, Akabri dan Undana karena tidak mau nganggur dan ternyata lulus semua. "Saya pilih Akpol hingga tamat dan mulai dengan berbagai tugas kepolisian," ujarnya.

Ia pernah menjabat Kapolres Binjai Polda Sumut dan dikirm menjadi pasukan perdamaian PBB dan ke Sudan serta penugasan lainnya. "Kuncinya latihan keras dan jaga fisik, harus ada tekad kuat serta hindari Miras," tandasnya.

Peserta juga diajak agar mempersiapkan diri dengan baik dan jangan percaya calo. "Manfaatkan sarana pengaduan dan saya minta panitia seleksi harus profesional. Pengawas internal dan eksternal pun agar awasi proses dengan ketat," ujar Johni Asadoma.

FOLLOW US