• Nusa Tenggara Timur

Anggota Polisi di Pulau Terpencil di Nusa Tenggara Timur Sukarela Bangun Rumah untuk Keluarga tak Ma

Imanuel Lodja | Kamis, 09/03/2023 09:11 WIB
Anggota Polisi di Pulau Terpencil di Nusa Tenggara Timur Sukarela Bangun Rumah untuk Keluarga tak Ma Rumah milik keluarga tak mampu yang sudah selesai dibangun oleh anggota Polres Sabu Raijua, Aipda Lasar Marlen Bullu dengan biaya sendiri mendapat dukungan penuh dari anggota Polres Sabu Raijua.

KATANTT.COM--Anggota Polres Sabu Raijua, Aipda Lasar Marlen Bullu menjadi contoh anggota Polri yang memiliki kepedulian bagi warga kurang mampu. Sejak menjalani tugas di wilayah hukum Polres Sabu Raijua tahun 2020 lalu, Aipda Laasar Marlen Mbulu selalu dekat diri masyarakat setempat.

Ia prihatin melihat kondisi warga yang tidak memiliki tempat tinggal layak huni. Salah satu yang mengganggunya ketika melihat rumah tetangga yang sudah miring dan atapnya sudah berlubang.

Atas inisiatifnya ayah dari tiga orang anak ini membantu mendirikan sebuah rumah layak huni bagi tetangganya tersebut. “Saya merasa sedih ketika melihat rumah tetangga saya Marten Nguru yang kondisinya sangat memprihatinkan," ujarnya.

Ia kemudian berdiskusi dengan istri-nya agar kelebihan berkat yang mereka peroleh bisa disisihkan untuk membangun rumah Marthen Nguru. Ternyata sang istri mendukung penuh dan siap membantu.

Aipda Lasar Marlen Bullu kemudian mencetak batu bata(batako) sendiri setelah semua material terkumpul. Kemudian ia menyampaikan kepada tetangga dan mengajak para tetangga untuk bergotong royong.

Rupanya para tetangga memberikan respon positif dan membantu pekerjaan membangun rumah secara suka rela. Selama dua pekan rumah Marthen Nguru selesai didirikan.

Aipda Lasar yang juga Ps. Kanit Propam Polsek Sabu Timur, Polres Sabu Raijua ini kemudian membangun rumah tembok untuk Marthen Nguru. Semua bahan bangunan ditanggung. Ia juga minta bantuan dari mertua untuk kebutuhan kayu.

Sementara tetangga dan kerabat yang memiliki keahlian sebagai tukang datang membantu secara suka rela. “Saya cetak batako sendiri secara bertahap dan dikumpulkan, ketika sudah banyak baru dikerjakan. Saya juga minta bantuan mertua untuk kebutuhan kayu atap maupun untuk kusen. Kami kerja gotong royong. Ada saudara yang juga bisa tukang bangunan sehingga kami kerja sama-sama," jelasnya.

Saat ini Marthen Nguru sudah tinggal di rumah yang layak huni sehingga kalau hujan maupun angin sudah bisa aman.
Aipda Lasar Marlen Bullu mengaku kalau ia bukan lah orang yang memiliki penghasilan besar dan bisa membantu banyak orang.

Pembangunan rumah Marthen dilakukan karena rasa prihatin dan menyadari bahwa saudara terdekat adalah tetangga. Ia pun merasa tidak nyaman jika tetangganya tidur di gubuk yang tak layak huni. Walaupun baru bisa menolong satu tetangga, ia yakin paling tidak dirinya telah memberi contoh dalam berbagi dan telah membantu sesama.

Marthen Nguru sendiri tidak menyangka bisa memiliki rumah tembok. "Saya tidak punya istri atau anak. Rumah yang saya tinggal sudah miring. Saya paling takut dengan polisi, tapi ternyata polisi yang datang tolong untuk bantu saya bangun rumah. Ini orang baik yang Tuhan kirim,” ujar Marthen Nguru.

FOLLOW US