• Nusa Tenggara Timur

Punya Sertifikat dan Lisensi Diving Internasional, Warga Pulau Semau Kelola Pantai Uiasa

Imanuel Lodja | Minggu, 28/08/2022 10:53 WIB
Punya Sertifikat dan Lisensi Diving Internasional, Warga Pulau Semau Kelola Pantai Uiasa Daud Mini, pengelola Pantai Uiasa menunjukkan sertifikat internasional pada kompetensi diving, Sabtu (27/8/2022).

KATANTT.COM--Daud Mini (45), warga Desa Uiasa, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang, NTT mengelola pantai di belakang rumahnya menjadi lokasi wisata murah meriah.

Disamping bekerja sebagai petani, Daud Mini juga menjadi pengelola wisata di pesisir Pantai Uiasa. Daud sendiri ternyata memiliki beberapa sertifikat internasional pada kompetensi diving.

Ketika ditemui di Pantai Uiasa, Sabtu (27/8/2022), Daud menceritakan bagaimana pada awalnya meraih berbagai sertifikat dan lisensi tersebut.

Ia menyebut Pulau Semau, Kabupaten Kupang memiliki masa kejayaan sejak tahun 1987 di bidang pariwisata dengan masuknya Teddy’s Bar, Hotel Flobamora, juga investor-investor asing.

Hal ini membuat Pantai Uiasa, pulau Semau menjadi ramai dengan kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri. Di tahun 1994, setelah tamat SMP, Daud turut membantu aktivitas pariwisata yang ramai di sekitar tempat tinggalnya.

Daud saat itu bertugas membawa peralatan untuk snorkeling bagi para turis yang datang. Daud menyebut kegiatan wisata yang ia sumbangkan tenaga sebagai remaja saat itu dikelola oleh Hotel Flobamora. Jumlah wisatawan juga begitu banyak datang ke Pulau Semau kala itu, termasuk wisatawan mancanegara.

Pada masa yang sama penerbangan dari Darwin, Australia ke Kupang, NTT masih belum ditutup sehingga wisatawan asing dari Australia masih intens menyeberang ke Pulau Semau.

Hingga kemudian dirinya turut terlibat dalam praktek underwater diving atau menyelam. Praktek ini menggunakan Self-Contained Underwater Breathing Apparatus (Scuba) atau perangkat pernapasan bawah air mandiri.

"Begitu masuk tahun 1997 diminta untuk pendidikan di Australia selama tiga bulan lalu aktif bekerja kembali. Itu dibiayai oleh perusahaan," ujarnya.

Pada tahun 2001, Daud Mini menerima tawaran bekerja di Dili, Timor Timur, atau yang kini telah menjadi negara Republik Demokratis Timor Leste (RDTL).

Saat berada di Dili, Daud Minu mendalami lagi kemampuannya ini yang dari kategori advance lalu menjadi rescue hingga dengan kompetensi divemaster. Divemaster sendiri merupakan kualifikasi penyelam dalam scuba diving yang tanggungjawabnya adalah pengawasan terhadap sekelompok penyelam atau sebagai pemandu selam.

Sertifikat sebagai seorang divemaster yang ia peroleh ini dikeluarkan oleh National Association of Underwater Instructors (NAUI) tertanggal 6 Juni 2002.

Selain itu ia memperoleh juga sertifikat internasional karena telah memenuhi syarat jenjang Two Star Scuba Diver. Daud telah banyak kali menuntun banyak penyelam selama berkarir di bidang ini.

Pria kelahiran 30 November 1977 ini telah memiliki ragam lisensi juga termasuk dari Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI). "Kita menuntun turis jadinya kita dilatih bisa berbicara bahasa Inggris dan menyelam," sebutnya.

Lalu ia kembali ke Kupang pada 2004 dan keadaan pariwisata selanjutnya di Pulau Semau juga telah berubah karena berbagai situasi politik saat itu. Daud Mini lantas bertani dan 5 tahun belakangan mengelola garis Pantai Uiasa yang masuk dalam lahannya sebagai tempat wisata.

Menurutnya, jumlah wisatawan ke Pulau Semau saat ini makin membaik dengan gaung pariwisata dari Pemerintah Provinsi NTT terlebih setelah Covid-19 mereda.

Namun Dadud mengatakan tidak lagi mengoptimalkan kompetensinya tersebut karena keterbatasan alat dan sarana lainnya yang menunjang untuk melakukan scuba diving.

Daud sebenarnya dapat mengajak tamu untuk melakukan snorkeling sedangkan diving memang membutuhkan peralatan khusus sehingga belum dapat ia realisasikan saat ini. "Biasanya untuk diving tamu bawa alat mereka sendiri," sebutnya.

Sementara sepanjang lepas Pantai Uiasa, kata dia, merupakan area menarik untuk menyelam terutama pada kedalaman 40 hingga 50 meter ataupun pada kedalaman belasan meter yang sudah bisa mendapati terumbu karang yang menarik.

Di pantai persis di belakang rumahnya, Daud menawarkan jasa sewa tenda untuk berkemah di pantai. Satu tenda dengan kapasitas 2 orang bisa disewa Rp 75.000 per malam ditambah dengan satu kali snack pagi.

Daud juga mencoba menata pantai di belakang rumahnya dengan rumah berbentuk lopo dan aneka sarana yang masih sederhana. Istrinya, D Mini-Anin dan ketiga anaknya juga mendukung penuh usaha pariwisata ini.

Sang istri menyiapkan paket makanan ikan bakar dan ikan kuah serta minuman kopi dan teh. Sementara ketiga anaknya menyiapkan minuman kelapa muda bagi pengunjung.

Daud juga menyiapkan MCK bagi tamu yang hendak mandi dan bertukar pakaian usai mandi di laut. Walaupun masih sangat sederhana, namun Daud dan keluarga mulai menata perlahan-lahan Pantai Uiasa sehingga bisa menarik bagi wisatawan domestik dan mancanegara.

FOLLOW US