• Nusa Tenggara Timur

Rektor Undana Digoyang ! Civitas Akademika Fisip Gelar Aksi Demo

Imanuel Lodja | Kamis, 17/02/2022 15:37 WIB
Rektor Undana Digoyang ! Civitas Akademika Fisip Gelar Aksi Demo Civitas Akademika terdiri dari dekan hingga mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip), Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang saat melakukan aksi demonstrasi

KATANTT.COM--Civitas Akademika terdiri dari dekan hingga mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip), Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang melakukan aksi demonstrasi, Kamis (17/2/2022) di Kampus Undana Penfui Kota Kupang.

Fisip Undana Kupang memiliki 5 program studi yakni prodi Ilmu Administrasi Negara, prodi Ilmu Administrasi Bisnis, prodi Sosiologi, prodi Ilmu Politik, prodi Ilmu Komunikasi.

Fisip Undana dibuka sejak tahun 2008 silam namun masih banyak fasilitas pendukung yang belum memadai. Terhadap persoalan tersebut, Dekan, Dosen dan ribuan mahasiswa Fisip melakukan aksi demonstrasi kepada Rektor Undana.

Aksi long march mengambil titik start dari kampus Fisip Undana dan finis di depan gedung Rektorat Undana.
Mahasiswa kemudian diterima oleh rektor Undana Dr. drh. Max U. E. Sanam, M.Sc di gedung rektorat Undana Kupang.

Dosen senior Fisip Undana Kupang, Prof Dr Alo Liliweri dalam orasinya mengisahkan dirinya pernah memimpin sebagai Dekan Fisip Undana Kupang 2007-2011. Di masa kepemimpinannya itu, Undana kembali membuka tambahan fakultas kedokteran pada tahun 2008.

Saat itu, dikatakan fakultas baru itu tidak memiliki gedung sehingga pihak rektorat dan Fisip Undana bersepakat agar fakultas kedokteran menempati sementara gedung tersebut sambil menunggu pembangunan gedung baru untuk Fakultas kedokteran.

Dikatakan kalau kesepakatan itu bersifat sementara namun hingga kini gedung tersebut tak kunjung diberikan lagi ke pihak Fisip Undana untuk ditempati. Padahal gedung Fisip tidak lagi layak ditempati.

"Untuk itu saat ini kita menuntut agar fakultas kedokteran keluar dari gedung itu," tegas doktor Komunikasi ini.

Ia juga meminta pembangunan gedung baru harus bisa diselesaikan tahun 2022 ini karena fasilitas pendukung ini sangat urgen. "Kami meminta gedung yang ditempati (Fakultas) kedokteran, Fisip ambil kembali," tandasnya.

"Mahasiswa membayar uang kuliah itu mahal jadi gedung juga harus layak pakai. Persoalan mahasiswa adalah persoalan dosen dan semua civitas akademika," tambahnya sambil mengajak agar tetap menerapkan protokol kesehatan.

Salah satu orator mengaku pihaknya sudah melunasi kewajibannya namun hak-haknya tidak pernah dipenuhi oleh universitas.

Kondisi ini baru saja terjadi namun sudah lama didiamkan para pimpinan. Bangunan yang dibangun, menurut anggaran telah dialihkan oleh Kepala ULP Undana, Paulus Tamelan.

"Sasilitas yang kami gunakan saat ini, ketika hujan bocor dan sama sekali tidak layak dan tidak sebanding dengan kewajiban mahasiswa," ujarnya.

Ia juga membandingkan dengan fasilitas pada fakultas lain, menurutnya sangat istimewa karena di ruang belajar ada AC dan fasilitas yang sangat mewah.

"Mulai dari gebang masuk tampak istimewa. Gedung di pinggir jalan menuju gedung Fisip nampak berdiri tinggi dan megah tapi uang kuliah sama," katanya.

Perlakuan ini dinilai tidak adil dan banyak sekali kepentingan yang kemudian mengabaikan sistem pendidikan di fakultas tersebut yang juga sedang menciptakan pemimpin masa depan bangsa.

"Kami sangat kecewa dengan perlakuan yang tidak adil ini. Atap yang bocor menyulitkan mahasiswa belajar saat hujan. Ini sangat tidak adil," katanya.

Dekan Fisip Undana, Melkisedek Neolaka mengaku perjuangan untuk mendapatkan gedung baru sudah dilakukan sejak tahun 2012 lalu namun tak kunjung terealisasi.

Selain fakultas gedung, alat praktek oun tidak dipenuhi pada hal melalui ULP Undana tersedia anggaran pengadaan dan pembangunan.

Tahun 2021 dianggarkan untuk membangun gedung baru namun dalam proses pembangunan anggaran itu sengaja dialihkan untuk kepentingan fakultas kedokteran.

"Ini sangat tidak adil dan jika hari ini mahasiswa demo dan menuntut hak sangat wajar," tegasnya ketika memimpin aksi tersebut.

Rektor Undana, Max Sanam yang berusaha menemui massa aksi, mengatakan belum mengerti letak persoalannya sehingga ia meminta dekan dan perwakilan mahasiswa agar bisa membahas secara terarah dan mencarikan solusi.

"Ini bukan soal pembelaan diri tetapi saya belum berkomunikasi dengan siapapun. Saya baru menerima surat tadi pagi. Saya sangat terbuka dengan siapapun untuk berdiskusi semua persoalan yang ada di undana ini," katanya.

Perwakilan massa aksi mengadakan pertemuan untuk mencarikan solusi di ruang teater Gedung Rektorat Undana.

Massa aksi menempati depan gedung tersebut sambil menyampaikan aspirasi dan persoalan yang sedang dialami di fakultas mereka itu.

FOLLOW US