• Nusa Tenggara Timur

Diresmikan Kapolda NTT, RS Bhayangkara Titus Uly Kupang Miliki Ruang Hemodialisa

Imanuel Lodja | Jum'at, 24/12/2021 18:23 WIB
Diresmikan Kapolda NTT, RS Bhayangkara Titus Uly Kupang Miliki Ruang Hemodialisa  Kapolda NTT Irjen Pol Lotharia Latif menandatangani prasasti sebagai tanda diresmikannya gedung hemodialisa, Poliklinik Polda NTT (hibah BRI) RS Bhayangkara Titus Uly Kupang.

katantt.com--Rumah Sakit Bhayangkara Titus Uly Kupang mulai memiliki bangunan dan peralatan hemodialisa untuk melayani pasien cuci darah.

Keberadaan gedung dan fasilitasi ini diperuntukkan bagi anggota Polri dan keluarganya serta juga bagi masyarakat umum yang membutuhkan layanan kesehatan ini.

Jumat (24/12/2021), Kapolda NTT, Irjen Pol Drs Lotharia Latif, SH, MHum, meresmikan gedung hemodialisa, Poliklinik Polda NTT (hibah BRI), Mako Polsubsektor yakni Polsubsektor Asumani Tipe 70, Mako Polsubsektor Kaen tipe 70, Polsubsektor Lakmanas dan Polsubsektor Mutis tipe 70.

Selain itu rumah dinas anggota Polsek Miomaffo Barat tipe 36 sebanyak lima unit, rumah dinas Polsek Miomaffo Timur tipe 36 sebanyak lima unit dan Polsek Insana Utara sebanyak lima unit juga tipe 36 termasuk rumah dinas anggota Polsek di Polres Belu dan Polres TTU.

Ia menyampaikan bahwa peningkatan sarana dan prasarana di institusi Polri baik rumah dinas, fasilitas kantor, mako maupun fasilitas kesehatan terus dilakukan dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Polri memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

Pesatnya kemajuan teknologi informasi turut memacu tuntutan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang terbaik. Tidak bisa tidak, Rumah Sakit Bhayangkara Titus Uly harus terus melakukan upaya dalam memperbaiki mutu pelayanan kesehatannya.

"Peningkatan layanan bermutu tinggi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan ditunjang oleh peralatan modern harus terus dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi seiring dengan terus lajunya perkembangan dunia kesehatan saat ini," katanya.

Peningkatan fasilitas pendukung seperti peralatan canggih Rumah Sakit Bhayangkara dilakukan guna mewujudkan pelayanan prima sehingga menjadikan Rumah Sakit bhayangkara menjadi rumah sakit impian bagi anggota polri, ASN dan keluarga besar Polri serta masyarakat umum.

Oleh karenanya Polri berkomitmen untuk terus memperkuat infrastruktur serta fasilitas pendukung lainnya, ini adalah wujud kepedulian dari polri untuk bisa memberikan pelayanan terbaik bagi anggota dan masyarakat.

Gedung hemodialisa Rumkit Bhayangkara secara spesifik menangani pasien gagal ginjal karena kasus gagal ginjal di NTT jumlahnya tidak sedikit.

Sejumlah cara menangani gagal ginjal antara lain dengan HD (cuci darah dengan mesin), capd (continuous ambulatory peritoneal dialisis) dan cangkok ginjal.

Dari data kementerian kesehatan tahun 2018, prevalensi kematian akibat gagal ginjal 1.340.0000 jiwa di Indonesia sementara N berada pada urutan 23 dari 34 provinsi.

Di Provinsi NTT, belum semua rumah sakit mempunyai sarana untuk cuci darah, termasuk pada rumah sakit yang ada di kota Kupang.

Untuk itu Rumah Sakit Bhayangkara terus berinovasi untuk menambah pelayanan HD, agar bisa sedikit meringankan kesulitan cuci darah bagi masyarakat umum maupun pegawai negeri pada Polri yang mengalami gagal ginjal.

Dengan diresmikannya gedung hemodialisa Rumkit Bhayangkara, Poliklinik Polda NTT (hibah BRI), Mako Polsubsektor Asumanu, Kaen dan Lakmaras di Polres Belu serta Mako Polsubsektor Mutis, rumah dinas anggota polsek Miomafo Barat, Miomaffo Timur dan Insana Utara di Polres TTU diakui Kapolda NTT Irjen Pol Lotharia Latif merupakan suatu kebutuhan yang mendasar bagi kesatuan dalam upaya mengoptimalkan tugas-tugas yang diemban dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya pelayanan di bidang hukum dan kesehatan.

oleh karena itu pimpinan polri selalu berupaya dalam bidang pembangunan kekuatan dengan menambah sarana/prasarana guna menunjang tugas operasional Polri dalam memberikan perlindungan, pengayoman, pelayanan terhadap masyarakat termasuk penegakan hukum sehingga apa yang didambakan oleh masyarakat yakni keamanan dan ketertiban serta penegakan hukum berkeadilan dan profesional dapat menjadi kenyataan khususnya di wilayah Polda NTT.

Ia mengingatkan bahwa fasilitas yang baru selesai bangun ini merupakan suatu sarana, namun apabila tidak didukung oleh organisasi dan manajemen yang baik, tidak akan menghasilkan pelaksanaan tugas kepolisian yang optimal.

Karena itu setiap anggota dituntut mengetahui apa yang harus menjadi tugas pokoknya, bagaimana harus menjabarkan tugas serta mempertanggung jawabkannya. Hal-hal tersebut harus diaplikasikan dalam langkah-langkah manajemen yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian terhadap setiap tugas yang diemban.

Ia berharap kepada seluruh anggota agar memelihara dan merawat dengan sebaik baiknya bangunan yang ada sehingga dapat memperpanjang usia pakai serta pergunakan dalam memberikan pelayanan, perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat.

FOLLOW US