• Nusa Tenggara Timur

Warga Kota Kupang Tuntut Keadilan, Ajak Hindari Kekerasan Lewat Mural

Imanuel Lodja | Jum'at, 10/12/2021 09:15 WIB
Warga Kota Kupang Tuntut Keadilan, Ajak Hindari Kekerasan Lewat Mural  Salah seorang warga Kota Kupang mengabadikan mural yang dilukiskan menggunakan cat hitam itu bertuliskan pesan Damai di Surga Astid & Lael.

katantt.com--Kasus kematian yang dialami oleh Astri Evita Seprini Manafe (30) dan Lael Maccabee (1) yang ditemukan membusuk pada 30 Oktober 2021 lalu masih meninggalkan luka mendalam bagi warga Kota Kupang dan NTT.

Berbagai komentar serta kecaman terhadap pelaku setiap hari menghiasi media sosial. Warganet memberikan dukungan kepada keluarga korban untuk menuntut akan keadilan.

Aparat kepolisian pun terus melakukan penyelidikan kasus ini. Namun masih belum kunjung ada kejelasan.

Tersangka RB alias Randy juga telah menyerahkan diri dan hingga saat ini belum dipastikan kronologis karena alasan penyelidikan.

Masyarakat yang meminta keadilan terhadap peristiwa keji itu menyampaikan dengan cara yang berbeda yakni dengan mural atau menggambar sosok ibu dan anak yang tak berdosa itu di sejumlah titik di wilayah Kota Kupang.

Mural ini sebagai pesan permintaan keadilan dan ingin mengenang peristiwa kemanusiaan itu sebagai pembelajaran kepada masyarakat agar tidak melakukan kebiadaban yang sama seperti perbuatan pelaku.

Di Jalan Dengka, RT 16/RW 05, Kelurahan Kayu, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, para pemuda melukis sosok Astri Manafe yang sedang menggendong anaknya Lael di tembok.

Mural yang dilukiskan menggunakan cat hitam itu bertuliskan pesan "Damai di Surga Astid & Lael".

Selain itu, ada pula mural dengan ukuran besar juga menyita pemandangan pengguna jalan Kejora (Belakang GOR Oepoi) Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang yang dilukiskan pemuda sekitar.

Pada Gambar tersebut, tampak Astri dan Lael tersenyum bahagia dan ada pula gambar orang dewasa serta lambang keadilan disisi kanannya.

Mural ini menceritakan sosok ibu dan anak yang semasa hidupnya bahagia lalu meninggal akibat kekerasan dan kini mereka butuh keadilan atas perbujatan pelaku.

Jessea Mantolas (26), warga Kayu Putih, usai mengabadikan mural itu, Jumat (10/12/2021) mengatakan sebagai perempuan sangat menyesali perbuatan pelaku yang menghilangkan nyawa tersebut.

Jessea mengatakan sebesar apa pun masalahnya, harus diselesaikan secara baik tidak harus dengan kekerasan karena tidak ada persoalan yang tidak didapat diselesaikan.

Menurutnya, kejadian dugaan pembunuhan ini meski belum terungkap secara jelas namun memberikan pembelajaran kepada pemuda-pemudi dan semua masyarakat bahwa setiap masalah harus diselesaikan secara baik dan bijaksana.

"Kita manusia tidak terlepas dari yang namanya masalah baik itu dalam menjalani hubungan maupun masalah lainnya tetapi penyelesaian bukan dengan kekerasan lalu menghilangkan nyawa manusia," ungkap Jessea yang juga calon pendeta itu.

Ia mengatakan perbuatan membunuh, tidak dibenarkan dalam kehidupan manusia dan pelaku harus mendapat hukuman setimpal.

Jeseea juga mengapresiasi upaya dari orang-orang yang menggambarkan sosok ibu dan anak tersebut karena memberikan pesan yang sangat mendalam.

"Gambar ini tidak mungkin hilang dalam waktu sekejab dan ini menunjukan rasa empati dan selalu mengenang korban sekaligus mengingatkan masyarakat agar tetap menghindari kekerasan terhadap perempuan dan anak atau siapa saja sebagai makluk ciptaan tuhan," ungkapnya.

Melihat fenomena dan antosias dari masyarakat (netizen) yang menghakimi dan kemudian dampak sosial kepada keluarga tersangka, ia mengajak agar netizen lebih bijak menggunakan media sosial.

"Kita bukan melarang namun sampaikan pendapat atau rasa simpati dan rasa kepedulian kita itu wajar tapi bukan berarti kita menghakimi. Jadi sebaiknya kita menghindari karena hukuman kepada keluarga. Biarlah pelaku diproses dan dihukum sesuai perbuatannya, keluarga yang lain bukan pelaku. Mereka juga orang baik jadi kita jangan membuat suasana semakin gaduh," jelasnya.

FOLLOW US