• Nusa Tenggara Timur

Sebanyak 872 KK Asal Desa Tunbaun Direlokasi ke Kupang Tengah

Djemi Amnifu | Kamis, 28/10/2021 08:16 WIB
Sebanyak 872 KK Asal Desa Tunbaun Direlokasi ke Kupang Tengah Kornelis Nenoharan

katantt.com--Sebanyak 872 kepala keluarga (KK) asal Desa Tunbaun Kecamatan Amarasi Barat direlokasi ke Desa Oelnasi Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang. Lokasi yang akan ditempati tersebut menjadi tempat berlindung bagi 872 KK jika terjadi longsor susulan saat musim penghujan.

"Bapak Bupati Kupang telah menyerahkan lokasi seluas 11 hektare di Desa Oelnasi bagi tempat relokasi 872 KK asal desa Tunbaun. Hari ini, 872 KK akan turun melakukan pembersihan lokasi sekaligus memasang patok (tanda batas) untuk pembangunan rumah tinggal mereka," kata Camat Amarasi Barat, Kornelis Nenoharan kepada wartawan, Kamis (28/10/2021).

Menurut Kornelis, 872 KK asal Desa Tunbaun ini berasal dari 9 dusun yang terkena musibah longsor saat bencana Seroja beberapa aktu lalu. Sebagian besar rumah dan bangunan di Desa Tunbaun ambruk dan roboh terkena longsor termasuk tanaman pernatian dan ternak.

Sesuai hasil survei dari instansi teknis sebut Kornelis, lokasi di Desa Tunbaun sangat tidak layak dijadikan sebagai lokasi tempat tinggal. Karena itu, Pemkot Kupang merekomendasikan agar direlokasi ke lokasi yang aman dari bencana.

Saat ini kata dia, pihaknya sementara melakukan negosiasi dengan Pemkab Kupang agar lahan yang diberikan bisa ditambah menjadi 16 hektare. Penambahan tersebut mengingat di lokasi tersebut akan dibangun jalan dan fasilitas umum lainnya bagi masyarakat.

"Kita sudah hitung bersama Dinas PUPR Kabupaten Kupang jika lahan yang diberikan seluas 16 hektare maka masing-masing KK mendapat lahan seluas 200-250 hektare," ujarnya.

Menurut Kornelis, secara administrasi status 872 KK tetap sebagai warga Desa Tunbaun Kecamatan Amarasi Barat Kabupaten Kupang. Mereka tetap akan bekerja di Desa Tunbaun baik bertani maupun beternak sedangkan lokasi baru di Desa Oelnasi menjadi tempat aman atau berlindung di musim penghujan nanti.

FOLLOW US