• Nusa Tenggara Timur

Aksi Humanis Perwira Polres Kupang Tuai Penghargaan dari Kapolda NTT

Imanuel Lodja | Kamis, 28/10/2021 07:14 WIB
Aksi Humanis Perwira Polres Kupang Tuai Penghargaan dari Kapolda NTT Kapolres Kupang, AKBP Aldinan RJH Manurung memberikan penghargaan dari Kapolda NTT, Irjen Pol Lotharia Latif kepada Ipda Basilio Pereira yang sukses menyikapi aksi anarkis masyarakat dengan bersikap humanis meski sempat dimaki dan diserang pendemo.

katantt.com--Permintaan Kapolda NTT, Irjen Pol Drs Lotharia Latif, SH M.Hum kepada anggota Polri agar humanis menghadapi aksi anarkis masyarakat sudah ditunjukkan anggota Polri saat bertugas di lapangan.

Ipda Basilio Pereira, anggota Polres Kupang misalnya. Ia begitu tenang dan tabah saat dimaki dan diserang pendemo ketika mengamankan demonstrasi eks warga Timor Leste di Desa Tuapukan, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang belum lama ini.

Saat itu, seorang remaja usia 16 tahun yang tidak menggunakan baju menyerang Ipda Basilio ketika polisi ini mengamankan aksi demo eks warga Timor Leste.

Sekelompok warga yang merupakan warga negara Indonesia (WNI) eks Timor Leste melakukan aksi demonstrasi, Kamis (10/12/2020) di jalan Timor Raya depan kamp pengungsian, Desa Tuapukan, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang.

Aksi penyampaian pendapat di muka umum oleh WNI eks Timor Leste ini berujung pada aksi pengrusakan mobil dinas Polri. Tak hanya itu, personel Polri yang melakukan pengamanan juga mendapat serangan fisik.

Ketika itu, Ipda Basilio hadir di lokasi itu mengamankan pelaksanaan demo. Tiba-tiba seorang remaja memprovokasi dengan menyerangnya. Berbagai pukulan dari remaja itu tidak dibalas Ipda Basilio.

Sejumlah pukulan dan tendangan serta makian diarahkan sang remaja itu ke tubuh Ipda Basilio, namun sang polisi ini tidak terpancing dan tidak terprovokasi.

Sejumlah anggota Polri terutama yuniornya tidak terima dengan aksi kekerasan remaja tersebut terhadap Ipda Basilio, namun Ipda Basilio berusaha menenangkan anggota dan juga menenangkan remaja yang menyerangnya.

Aksi penyerangan remaja ini terekam dalam beberapa video. Pada akhirnya sang remaja tersebut mengalah dan saat remaja tersebut membuka masker ternyata Ipda Basilio mengenalnya.

Remaja yang sempat diamankan di Polres Kupang untuk mendapat pembinaan ini akhirnya menyampaikan permohonan maaf.
Ipda Basilio pun memberikan maaf dan meminta remaja tersebut tidak mengulangi lagi perbuatannya.

"Saat itu saya sedang memberikan arahan agar para pendemo tidak anarkis, ternyata ada seorang remaja datang memprovokasi dan menantang saya untuk berkelahi tapi saya diamkan saja walau dimaki dan diserang," ujar Ipda Basilio, Rabu (27/10/2021).

Belakangan Ipda Basilio mengenai remaja yang menantang nya untuk duel dan remaja tersebut meminta maaf.

Rabu (27/10/2021), Kapolres Kupang, AKBP Aldinan RJH Manurung memberikan penghargaan kepada Ipda Basilio Pereira yang saat ini menjabat sebagai Ka SPKT Polres Kupang.

"Penghargaan dan reward kepada Ipda Basilio atas kesabarannya dan tidak emosi saat menghadapi aksi anarkis pendemo serta bisa mengendalikan situasi saat ada aksi di Tuapukan," ujar Aldinan RJH Manurung.

Ipda Basilio malah memberikan nasehat kepada remaja yang menyerangnya dan ternyata ketenangan dari Ipda Basilio bisa mengatasi situasi yang saat itu memanas.

"Jika saat itu Ipda Basilio terpancing dari aksi remaja tersebut maka semakin memperkeruh suasana. Jika tidak ada inisiatif dan niat baik untuk tenang menghadapi situasi yang memanas maka aksi anarkis akan berlanjut," tambahnya.

Saat itu, Ipda Basilio justru mengutamakan langkah-langkah pencegahan, humanis dan edukasi sehingga remaja tersebut sadar bahkan meminta maaf. "Sikap ini kami apresiasi," tandasnya.

Kapolres Kupang, AKBP Aldinan RJH Manurung meminta agar Ipda Basilio menjadi teladan kepada anggota yang lain karena saat ini tidak mudah seorang Polisi menjalankan tugasnya namun bukan halangan untuk berprestasi dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

"Ipda Basilio memiliki dedikasi dan kinerja yang baik dalam pelaksanaan tugas," tambah Aldinan RJH Manurung.

Saat aksi beberapa waktu lalu, selain melakukan demo, Aksi ini diikuti kekerasan fisik oleh pendemo. Mereka memukuli anggota polisi yang berjaga. Pendemo memblokir jalan raya sehingga akses dan arus lalu lintas terhalangi.

Sejumlah pendemo mulai bringas. Mereka membuang masker yang dibagikan pihak kepolisian. Situasi memanas karena ada lemparan batu dari arah pendemo ke pihak kepolisian.

Sejumlah mobil polisi pun rusak dan kaca pecah. Anggota polisi juga diserang para pendemo. Polisi tidak melakukan perlawanan.

Sejak pukul 09.00 wita, sekitar 100 orang warga eks Timor Leste dikoordinir Petrus Mau Kiak Lemorai Lopes (koordinator lapangan) didampingi Egidio Soares melakukan aksi demonstrasi sambil menyampaikan orasinya.

Saat menyampaikan orasi, massa membawa atribut seperti bendera merah putih. Massa juga membawa beberapa spanduk.

Mereka menyampaikan beberapa tuntutan yakni meminta kepastian status tanah bagi warga eks Timor Leste yang saat ini berada di Desa Tuapukan.

Menurut mereka, masalah Hak Guna Usaha (HGU) di Desa Oebelo dilakukan sertifikasi oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN), namun untuk lokasi kamp pengungsian Tuapukan tidak diakomodir.

Massa juga membagikan selebaran kepada pengguna jalan Timor Raya. Dalam selebaran itu, mereka menuliskan kalau di negara demokrasi modern seperti Indonesia, Hak Asasi Manusia (HAM) menjadi tolak ukur utama.

Mereka menilai negara seolah menjebak warga eks Timor Timur pada jurang kemiskinan yang dalam, terjal, gelap dan penuh lumpur.

mereka menganggap bahwa negara telah melakukan pelanggaran HAM berat dengan membiarkan warga eks Timor Timur memasuki penjara yang lain. Penjara kemiskinan struktural, penjara penindasan.

FOLLOW US