• Nusa Tenggara Timur

Petugas Kebersihan dan Pemulung di Kupang Terharu dapat Sarapan Gratis

Imanuel Lodja | Rabu, 22/09/2021 16:48 WIB
 Petugas Kebersihan dan Pemulung di Kupang Terharu dapat Sarapan Gratis Tristan Caktiananta Binti, siswa salah satu SMA di Jogja ini membagikan makanan yang dibeli dari uang jajan yang disisihkan untuk sarapan pagi kepada salah satu pemulung di Kota Kupang.

katantt.com--Penyebaran Covid-19 diikuti badai Seroja dan pemberlakuan PPKM sangat berdampak bagi masyarakat.

Kelompok masyarakat pedagang kecil, pemulung, petugas kebersihan dan pendorong gerobak benar-benar terpuruk karena menyusut nya pendapatan dan tingginya kebutuhan hidup dalam dua tahun terakhir.

Rabu (22/9/2021) pagi sekitar pukul 05.00 wita, seorang remaja sudah bangun pagi mendatangi tempat pemesanan makanan untuk memesan puluhan bungkus nasi kuning lengkap dengan lauknya.

Tristan Caktiananta Binti (16) sudah tiga bulan ini menyisihkan uang jajan nya untuk berbagi dengan masyarakat kecil.

Ia menggunakan uang jajan nya tersebut untuk membeli nasi kuning. Kebetulan uang jajan dari orang tua jarang digunakan dalam beberapa bulan terakhir ini karena ia menjalani sekolah dengan sistem online sehingga uang jajan pun untuk dan dimanfaatkan untuk kegiatan sosial.

Tristan yang biasa disapa Titan kemudian mengangkut sendiri puluhan bungkus makanan ini ke mobil dan mulai menyusuri jalanan Kota Kupang.

Saat bertemu seorang pria penjual sayur pikul, ia pun berhenti menghampiri dan menyerahkan nasi bungkus. Tak banyak kata yang diucapkan selain meminta pria penjual sayur itu untuk berkenan menikmati makanan yang diberikan sebelum melanjutkan aktivitasnya berjualan sayur.

Pria penjual sayur hanya bisa menunduk dan haru sambil menghisap sisa rokoknya karena terharu dengan perhatian Titan kepadanya. Ia mengaku sudah beberapa kali mendapatkan makanan yang dibagikan Titan.

Di Jalan Jenderal Sudirman, suasana pun masih sepi. Titan pun bertemu dengan Nia Sanu (54), seorang ibu pemulung yang sedang membongkar tempat sampah mencari gelas aqua bekas.

Ia kaget didatangi Titan dan mendapatkan makanan. "Terus terang saya belum makan karena saya buru-buru cari tempat sampah sebelum dibersihkan petugas kebersihan karena saya setiap hari mengumpulkan botol bekas untuk dijual," ujarnya haru.

Sementara di depan Polda NTT di Jalan Jenderal Soeharto, Titan berhenti sejenak karena melihat sekitar enam pasukan kuning (petugas kebersihan) mengangkut sampah yang menumpuk dan dinaikkan keatas mobil sampah.

Para petugas sampah ini ini pun berterima kasih manakala did atangi Titan dan bisa mendapatkan nasi bungkus.

John, salah satu petugas kebersihan mengaku kalau ia dan pasukannya sudah sejak pukul 03.30 wita harus keliling beberapa ruas jalan di Kota Kupang mengangkut sampah dan membawa ke tempat pembuangan akhir sehingga belum sempat menikmati kopi dan belum makan pagi.

Sementara di Jalan El Tari, Titan bertemu Yohanis Kabnani (51), petugas kebersihan yang setiap pagi bertanggungjawab atas kebersihan ruas jalan El Tari.

Yohanis bercerita kalau ia menekuni tugas ini sejak tahun 2000 lalu dengan gaji pas-pasan. Ia harus menghidupi istri dan 5 orang anaknya serta menyekolahkan anak-anaknya. Setiap hari sejak pukul 04.00 wita ia sudah bergegas membersihkan ruas jalan yang menjadi tanggungjawabnya.

"Keluar dari rumah, saya tidak makan lagi jadi setelah pekerjaan menyapu jalan beres barulah saya pulang ke rumah paling lambat pukul 10.00 wita," tandasnya.

ia bersyukur mendapatkan berkat pagi hari karena ada yang peduli memberikan makanan baginya. "Terima kasih atas kepedulian ini," kata warga Kelurahan Maulafa, Kota Kupang ini.

Lain lagi dengan Yes Taimenas (54), pendorong gerobak. Selain kesulitan pekerjaan dan biaya hidup, ia harus banting tulang mencari barang bekas dengan modal gerobak kayu yang dibuat seadanya.

Ia terharu dengan perhatian TItan memberikan makanan baginya. Hal yang sama diungkapkan para loper koran yang biasa berjualan di lampu merah Jalan El Tari.

Mereka bahagia manakala mendapatkan nasi bungkus karena belum sempat makan akibat berburu waktu menjual koran.

Monica Seran (36), ibu rumah tangga, warga Jalan WJ Lalamentik Kelurahan OEbobo yang menggantungkan hidupnya dengan menjadi pemulung pun demikian.

Saat anak-anaknya masih tidur, ia berburu waktu dan mendatangi setiap tempat sampah mencari barang bekas untuk bisa dijual. Biasanya ia mengumpulkan gelas dan botol plastik bekas untuk dijual.

"Nasi ini sangat membantu untuk anak-anak saya karena saya tidak sempat masak pagi selain karena harus ke tempat sampah, dirumah pun selalu tidak ada beras sehingga kami makan seadanya saja," ujarnya.

Tukang tambal ban di Kelurahan Kuanino pun kebagian nasi kuning. Saat mereka mempersiapkan perlengkapan tambal ban, mereka kaget didatangi TItan yang membagikan makanan kepada mereka.

Demikian pula para pedagang sayur yang biasa berkumpul di ujung Pasar Kasih Naikoten I, juga kaget saat mendapatkan pembagian makanan gratis.

"Kita tidak sempat makan pagi karena harus ke pasar sejak pukul 03.00 wita dan mulai memilah sayur dan bumbu dapur yang kita jual keliling," ujar Nobert Saka (45), salah seorang pedagang.

"Saya sisihkan dana dari uang jajan dan ini (bagi makanan) saya lakukan dua kali dalam satu bulan setiap akhir pekan," ujar Titan usai membagikan puluhan bungkus makanan.

Ia mengaku uang jajan yang ada dikumpulkan dan ditabung. Saat sudah cukup maka ia pun langsung memesan makanan dan dibagikan kepada para pedagang dan petugas kebersihan serta pemulung.

"Yang saya lakukan adalah spontanitas karena memang saya hobby berbagi dan tidak ada kriteria tertentu. Saat dijalan saya ketemu orang maka saya bagikan makanan. Saya kasihan karena mereka belum makan pagi saat harus beraktivitas sejak subuh," ujarnya.

Ia mengaku iba dengan kondisi mereka dan ikut merasakan perjuangan mereka. "Saya iba karena mereka harus bangun pagi cari uang untuk menghidupi keluarga," tandas Titan. Untuk itu sasaran pembagian makanan pun kepada pengais rejeki pagi hari.

FOLLOW US