• Nusa Tenggara Timur

Ribuan Pejuang Eks Timtim Terima Penghargaan Patriot Bela Negara dari Menhan RI

Imanuel Lodja | Sabtu, 12/06/2021 17:22 WIB
Ribuan Pejuang Eks Timtim Terima Penghargaan Patriot Bela Negara dari Menhan RI Ketua DPP Forum komunikasi Pejuang Timor Timur (FKPTT), Eurico Guterres di depan eks pejuang Timtim yang mendapat penghargaan Patriot Bela Negara dari Menhan RI,

katantt.com--Sebanyak 3.457 pejuang eks Timor-Timur menerima penghargaan patriot bela negara, yang sebelumnya diberikan oleh Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto.

Ketua DPP Forum komunikasi Pejuang Timor Timur (FKPTT), Eurico Guterres menjelaskan, untuk penerima penghargaan patriot bela negara di Kota Kupang sebanyak 3.457 dari total 11.845 orang.

Untuk di NTT kata Guterres awalnya penghargaan bela negara diserahkan kepada jajaran Korem 161/Wira Sakti, yang diselenggarakan pada tanggal 4 Maret 2021.

"Kemarin itu jumlahnya 328 orang eks pejuang Timor-Timur, lalu dilanjutkan lagi ketiganya untuk wilayah Kodim 1604/ Kupang, yang dimulai dari tanggal 3 Juni sampai dengan 12 Juni 2021 ini, jumlahnya ada 3.457 orang,” jelasnya, Sabtu (12/6/2021).

Menurut Eurico Guterres, pihaknya telah mengajukan 13 ribu orang sebagai penerima penghargaan patriot bela negara, namun yang diakomodir hanya 11.845.

“Untuk saat itu data pejuang eks Timor-Timur yang kami masukkan itu adalah 13 ribu, lalu dilakukan verifikasi dan proses politik yang silih berganti, sehingga di tahun 2014 itu dari Kementrian Pertahanan hanya bisa menerbitkan untuk 1.964 orang," katanya.

Pada pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dijanjikan kesejahteraan bagi masyatakat eks Timor-Timur, yang dituangkan dalam keputusan pemerintah yang dikenal dengan direktif presiden.

Proses pendataan eks pejuang Timur-Timor itu dimulai sejak tahun 2012 hingga saat ini 2021, yang mana sudah sembilan tahun dan masih zaman kepemimpinan Soesilo Bambang Yudhoyono, yang jadi presiden waktu itu.

"Waktu itu di Lombok beliau mau berkunjung ke Timur-Timor, di situ lah beliau mengatakan bahwa sebelum saya mengakhiri masa jabatan sebagai Presiden, pada pemilihan yang akan datang saya ingin persoalan-persoalan yang menyangkut, pengungsi eks Timor-Timor itu selesai," katanya,

Pernyataan itu dibuat dalam suatu keputusan pemerintah yang dikenal direktif presiden maka, dengan direktif presiden itu ada yang dapat bantuan rumah dan yang lainnya namun belum selesai.

"Setelah itu baru muncul pemikiran dari kami waktu itu, dengan saya sebagai ketua untas, dengan organisasi Untas itu kami mengirimkan surat kepada pemerintah,” jelas Eurico Guterres.

Pihaknya mengapresiasi dengan upaya dan dukungan dari mantan presiden itu, kini didukung Presiden Jokowi melalui Mentri Pertahanan RI, Prabowo Subianto.

Sebelumnya Eurico menyampaikan terima kasih karena Presiden SBY ingin menyelesaikan masalah itu sebelum mengakhiri masa jabatannya.

Tapi setelah tahun 2014 itu, masuk tahun 2015 berhenti saja begitu, namun terus berjuang menyuarakan lewat Untas.

Ketika Jokowi menjadi presiden dirinya menemuinya dan kebetulan, Kementrian Pertahanan itu dijabat Prabowo Subianto.

Ia mengaku bertemu Prabowo Subianto dan menyampaikan maksudnya yang langsung direspon positif.

"Saya tidak lupa sama perjuangan kalian dan hari ini saya jadi Mentri karena kalian, oleh karena itu saya tetapkan hanya 11.845 sebagai pejuang eks Timor-Timur,” ungkap Eurico mengutip perkataan Menhan Prabowo Subianto.

Setelah berakhirnya kepemimpinan SBY, pihaknya mempertanyakan kejelasan status masyarakat eks Timor-Timur, yang telah berjuang dalam mempertahankan Timur-Timor agar tetap menjadi satu kesatuan Negara Republik Indonesia.

Namun yang menjadi pertanyaan ketika jabatan Soesilo Bambang Yudhoyono sudah berakhir, tapi masalah pengungsi eks Timor-Timur ini belum selesai.

Dan kira-kira kelanjutannya seperti apa, apakah masih bisa dilanjutkan oleh presiden pengganti atau karena telah berakhir lalu direktif presiden itu sudah tidak berlaku lagi.

Namun, waktu itu kita focus kepada bagaimana nasip masyarakat pejuang-pejuang Timor-Timur, yang telah mengorbankan selamanya untuk negara Indonesia.

Selama ini, kata Eurico pemerintah telah memperhatikan masyarakat eks Timor-Timur yang berada di Indonesia.

Namun kejelasan dari pejuang untuk pertahankan Timor-Timur sebagai kesatuan Republik Indonesia belum ada kejelasan dan diakui oleh negara Indonesia sebagai seorang patriot bela negara.

Memang selama ini pemerintah sudah mengatasi berbagai persoalan yang menyangkut pengungsi eks Timor-Timur.

Secara keseluruhan tetapi dalam pengungsi Timor-Timur itu ada masyarakat pejuangnya.

"Di sinilah kami sampaikan bagaimana nasib masyarakat pejuang Timur-Timor itu. Pada tanggal 15 Desember 2020, ada perwakilan 23 orang berangkat ke Jakarta untuk menerima, melalui suatu upacara kenegaraan di Kementrian Pertanahan di Jakarta,” katanya lagi.

Penerima piagam penghargaan bela negara dari 11.845 orang pejuang, akan diberikan secara bertahap.

Penghargaan puncak perayaan akan digelar pada 17 Agustus 2021, di Kabuapaten Malaka dan Kabupaten Belu, yang mana akan dihadiri secara langsung oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

“Kita mulai dari tanggal 3 Juni sampai dengan 12 Juni 2021, dan berakhir di sekretariat untuk eks pejuang asal Timor-Timur dari kabupaten-kabupaten di Dili," katanya/

Selanjutnya pada tanggal 24 Juli 2021, akan melanjutkan penyerahan penghargaan di Kefa untuk 631 orang.

Untuk tanggal 7 Juli sampai dengan 8 Juli 2021 dilanjutkan di Soe TTS bagi 300 orang eks pejuang.

Nanti di tanggal 17 Agustus 2021 kita akan lanjutkan di Belu dan Malaka, jumlahnya adalah 6.778 orang.

Di sanalah menjadi acara puncaknya, dan rencananya akan di hadiri secara langsung oleh Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.

Untuk diketahui, kriteria bagi seseorang yang berhak mendapatkan penghargaan bela negara ada tiga, yaitu mereka yang berjuang pada 1959.

Termasuk mereka yang berjuang pada 1975 serta mereka yang ingin mempertahankan Timor-Timur agar tidak lepas dari Indonesia di tahun 1999.

 

 

FOLLOW US