• Nusa Tenggara Timur

Jenasah Pasien Covid-19 di Rote Ndao Dibawa Paksa Keluarga

Imanuel Lodja | Senin, 25/01/2021 07:23 WIB
Jenasah Pasien Covid-19 di Rote Ndao Dibawa Paksa Keluarga Keluarga korban menangis histeris saat mengetahui salah satu keluarga mereka meninggal dan dibawa paksa menggunakan pick up dari RSUD Ba

katantt.com--Kejadian membawa pulang jenasah pasien covid-19 terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ba`a, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Minggu (24/1).

Rombongan keluarga berasal dari Desa Modosinal, Kecamatan Rote Barat Laut, Kabupaten Rote Ndao nekat membawa pulang jenasah yang diduga telah terpapar Covid-19.

Ironisnya, keluarga yang menggotong jenazah tidak mengenakan alat pelindung diri yang memadai. Mereka hanya menggunakan masker seadanya.

Diketahui aksi nekat itu dipicu sikap managemen RSUD Ba"a yang tidak menerapkan protokol kesehatan terhadap pasien Covid-19 tersebut, hingga yang bersangkutan dinyatakan meninggal dunia.

“Tadi malam saja, almarhumah masih tidur bersama cucunya di atas tempat tidur di ruang IGD," ujar kerabat korban, Yohana Hello.

Menurut Yohana, sejak almarhum masuk rumah sakit pada Jumat (22/1), pihak rumah sakit tidak pernah menjelaskan bahwa almarhum reaktif, atau terkonfirmasi positif Covid-19, namun saat meninggal baru diberitahu bahwa korban terpapar virus asal Wuhan China.

“Sejak awal tidak disampaikan, bahkan sama sekali tidak ada penanganan sesuai protokoler kesehatan. Ini terkesan ada pembiaran. Kami tanya ke dokter dan suster, tidak ada yang memberikan penjelasan. Karena itulah, kami keluarga membawa paksa pulang almarhum untuk dimakamkan,” jelasnya.

Pihak keluarga mengangkut jenasah korban DMH,60, menggunakan mobil pick up warna hitam milik keluarga.

Pihak aparat keamanan yang berada di RSUd Ba`a Rote Ndao pada saat pengambilan jenazah pasien Covid-19 oleh pihak keluarga tidak bisa berbuat banyak karena jumlah keluarga pasien sangat banyak.

Jenazah pasien covid-19 DMH langsung diambil dan dibawa oleh pihak keluarga ke rumah duka di dusun Dalakumen, Desa Modosinal, Kabupaten Rote Ndao untuk di semayamkan sambil menunggu proses pemakaman oleh pihak keluarga.

Pihak kepolisian dan gugus tugas masih melakukan koordinasi dan pendekatan dengan pihak keluarga untuk menjelaskan soal kondisi DMH dan berupaya agar jenasah dimakamkan secara protokol kesehatan.

"Kita masih koordinasi dengan pihak keluarga," ujar Kasat Reskrim Polres Rote Ndao, Iptu James Mbau saat dihubungi, Minggu (24/1) petang.

Wakil Ketua DPRD Rote Ndao, Paulus Henuk yang ikut turun ke RSUD Ba’a, secara tegas meminta Bupati Rote Ndao mencopot Direktur RSUD Ba’a, karena dinilai tidak adanya manajemen yang baik terkait penanganan Covid-19.

“Almarhum diambil rapid atau swab antigen pada saat masuk rumah sakit hasilnya positif. Sesuai Protokol penanganan Covid, mestinya pasien diisolasi dan tidak boleh lagi dibiarkan bersentuhan dengan keluarga. Ada juga keluarga yang masih menggendong untuk membetulkan posisi tidur almarhum,” sambung Paulus.

Paulus Henuk menduga keras pihak RSUD Ba’a secara sengaja tidak menerapkan protokol penanganan Covid-19, dimana berpotensi sangat mengancam kesehatan dan keselamatan keluarga dan masyarakat pada umumnya.

“Saya tadi diinformasikan oleh pihak keluarga dan setelah saya sampai di RSUD Ba’a langsung berkoordinasi dengan pihak keluarga, supaya mengikhlaskan almarhum dimakamkan secara protokol Covid-19 dan pihak keluarga prinsipnya setuju,” katanya.

Menurut Paulus, dirinya sudah menghubungi Sekretaria daerah Kabupaten Rote Ndao untuk segera memerintahkan tim Gugus Tugas Covid-19 tingkat kabupaten, bertindak cepat melakukan tes kepada pihak keluarga yang melakukan kontak erat dengan almarhum.

“Saya melihat tidak adanya keseriusan dalam penanganam Covid-19 di kabupaten Rote Ndao ini. Saya sungguh heran dengan pola dan menejemen penanganan wabah ini,” tegas Paulus.

Paulus menambahkan, sejak merebaknya Covid-19 di Indonesia dan sebelum ada pasien terkonfirmasi positif di Rote Ndao, Pemda meskipun tidak melibatkan DPRD menganggarkan puluhan miliar untuk penanganan Covid-19.

Ia kecewa atas pola pikir dan cara penanganan Covid-19 di Rote Ndao ini sangat membahayakan keselamatan rakyat. Padahal keselamatan rakyat adalah hukum yang tertinggi.

"Kesehatan masyarakat perlu diberi perhatian serius. Saya sangat mengapresiasi tenaga medis di Rote Ndao yang sudah berjuang keras untuk membantu masyarakat, tapi kalau pemimpinnya kurang memiliki sense of crisis khususnya terkait kesehatan masyarakat, maka nyawa rakyat bisa menjadi taruhan,” tutup Paulus

 

FOLLOW US