• Nusa Tenggara Timur

Pembangunan di Pulau Rinca Tetap Jaga Habitat Asli Komodo

Djemi Amnifu | Kamis, 05/11/2020 10:44 WIB
Pembangunan di Pulau Rinca Tetap Jaga Habitat Asli Komodo Wagub NTT, Josef Nae Soi sementara melihat langsung dan mendapat penjelasan soal pembangunan di Loh Buaya Pulau Rinca Kabupaten Manggarai Barat saat kunker kali kedua.

katantt.com--Pembangunan pengembangan Pulau Rinca dalam Kawasan Taman Nasional Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur tetap menjaga kelestarian dan habitat asli binatang purba Komodo.

"Mari dukung agar habitat Komodo menjadi lebih modern dan menarik," kata Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi di sela-sela kunjungan kerja ke Pulau Rinca, Rabu (4/11).

Kunjungan kerja ini adalah kali kedua, orang nomor dua di NTT ini melihat langsung pengembangan kawasan Pulau Rinca yang berada dalam kawasan Taman Nasional Komodo dan menjadi salah satu habitat asli binatang purba Komodo.

Wagub NTT, Josef Nae Soi yang didampingi Kadis Parekraf NTT, Wayan Dharmawa, Kadis Perhubungan NTT, Isak Nuka dan Kepala Taman Nasional Komodo, Lukita Awang Nistyantara.

“Kawasan ini harus dibenahi dan dikembangkan lebih modern lagi, agar menjadi habitat yang lebih layak dan pantas untuk dihuni oleh biawak raksasa Komodo," sebut Josef Nae Soi.

Ia menambahkan bahwa Komodo ini adalah binatang yang unik dan tidak ada di tempat yang lain di belahan dunia mana pun kecuali di Kabupaten Manggarai Barat.

Oleh sebab, tempat inipun harus kita ubah menjadi tempat yang unik dan menarik.

Ia yakin pengembangan yang sekarang dilaksanakan bukan hanya memberi dampak positif yang nyaman bagi habitat Komodo.

Tetapi juga memberi dampak keamanan dan kenyamanan bagi para wisatawan yang akan berkunjung, setelah tempat ini menjadi sebuah kawasan konservasi yang indah dan menarik.

"Itulah sebuah destinasi super premium yang sebenarnya. Pulau Rinca ini disiapkan menjadi salah satu titik simulasi protokol keselamatan dan keamanan destinasi pariwisata tanggal 12 November 2020 nanti," katanya.

Selain itu kata Josef, kawasan konservasi Loh Buaya di Pulau Rinca ini pasti menjadi kawasan world class wisata dan investasi.

"Jadi mari kita dukung untuk menjadikan tempat ini jauh lebih indah, modern, menarik, nyaman dan aman serta memiliki nilai sensitifitas bagi kaum difabel yang mengunjungi tempat ini," tegas Josef lagi.

Dengan adanya desain pembangunan kawasan ini kata Josef berpromosi, salah satunya yaitu jalan Gertak Elevated.

Proses pembangunan dan pengembangan kawasan ini, tetap mengutamakan ekosistem kelestarian lingkungan alam di sekitar lokasi.

"Tidak adanya satu pohon pun yang ditebang selama pembangunan," ujarnya.

Setiap pohon yang ada di lokasi ini telah diberi nomnor dan diidentikasi setiap jenis pohonnya deni menghindari penebangan pohon.

"Menghindari opini negatif tentang pengerjaan proyek ini, maka jika ada pertanyaan dari pihak manapun tentang penataan kawasan ini, serahkan kepada Gubernur atau Wakil Gubernur saja untuk menjawab," pesan Josef.

Sementara Kepala Taman Nasional Komodo, Lukita Awang Nistyantara mengatakan banyak perubahan yang terjadi pada saat pembangunan jalur tracking di Kawasan Loh Buaya Pulau Rinca ini.

Ada jalur tracking yang bersinggungan dengan pohon, sehingga harus diubah kembali dengan pertimbangan menjaga setiap pohon yang ada di lokasi ini tidak boleh ditebang,

"Pohon-pohon di sekitar lokasi ini, sudah berumur 100 tahun lebih, jadi tidak boleh ditebang," ujarnya.

Lukita menjelaskan bahwa luas proyek yang saat ini dikerjakan hanya 1,3 hektar dari luas keseluruhan Pulau Rinca, yaitu kurang lebih 20.000 hektar.

 

FOLLOW US