• Nusa Tenggara Timur

Gubernur NTT Tugaskan BOPLBF dan 11 Bupati Desain Produk Unggulan Pariwisata

Djemi Amnifu | Rabu, 07/10/2020 06:36 WIB
Gubernur NTT Tugaskan BOPLBF dan 11 Bupati Desain Produk Unggulan Pariwisata Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menandatangani Komitmen Bersama Pengembangan Pariwisata Flores Lembata, Alor dan Bima di Labuan Bajo, Selasa (6/10).

katantt.com--Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat menugaskan Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores dan 11 Bupati untuk mendesain dua produk unggulan pariwisata lengkap dengan narasinya.

Dua produk unggulan pariwisata ini nantinya akan dikembangkan tahun 2021 dan dijadikan agenda pariwisata promosi ke luar negeri.

“Ini tugasnya Badan Otorita Pariwisata. Harus bisa memastikan kedua produk unggulan itu disuka, ditonton dan diketahui oleh banyak orang. Karena itu bisa menarik orang datang ke sini," tegas Viktor Bungtilu Laiskodat di Labuan Bajo, Selasa (6/10).

Gubernur NTT, VBL berada di Labuan Bajo guna mengikuti acara Forum Floratama 2020: Rapat Koordinasi Pengembangan Pariwisata Wilayah Koordinatif B.

VBL mempersilahkan BOPLBF dan 11 Bupati di Flores serta Alor mendesain apa saja produk unggulan terkait pariwisata sehingga makin dikenal dunia. Selain itu, BOPLBF tidak harus terlibat dalam pekerjaan pembangunan infrastruktur namun harus fokus pada perencanaan.

Orang nomor satu di NTT ini meminta para kepala daerah sedaratan Flores, Lembata dan Alor serta BOPLBF untuk membangun cara berpikir pariwisata yang integral.

Desain-desain pariwisata harus dirancang secara baik dengan mengutamakan keunggulan dan keunikan setiap daerah sehingga dapat dipromosikan oleh BOPLBF.

“Basis dalam membangun pariwisata ke depan adalah masyarakat. Masyarakat model mana yang kita ingin wujudkan dengan pariwisata," kata VBL.

"Kita harus mampu mendesain berbagai kebijakan pariwisata untuk kepentingan community tourism atau masyarakat pariwisata. Karenanya perlu dibangun cara berpikir pariwisata,” tambahnya.

Ada sebelas kabupaten yang menjadi wilayah koordinatif BOPLBF yakni Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, Flores Timur, Lembata, Alor dan Bima-Nusa Tenggara Barat.

Menurut VBL, membangun pariwisata harus mulai dengan konsep yang jelas dan dimengerti. Dimulai dari teori seperti apa, lalu turunan serta prakteknya harus didesain dengan jelas. Apalagi bicara tentang pariwisata yang premium dan berkelanjutan.

“Jangan kita bicara pariwisata dengan konsep yang wow tapi tidak kita mengerti. Dalam rapat ini, tidak boleh kita omong hal-hal yang kita sendiri tidak tahu," katanya.

Ia menyebut berbicara pariwisata maka harus jelas ilmunya, turunannya bagaimana? Kerangka berpikir masyarakat seperti ini, kerangka berpikir pemerintah harus begini dan dunia usaha harus seperti ini.

"Ini harus dimengerti dan didesain dengan baik, baru kita dapat melayani masyarakat, secara baik,” ujarnya.

“Saya minta desain pariwisata kawasan ini harus sudah selesai secepatnya. Badan otorita maunya apa, kerjanya apa dan masa depannya yang ingin dicapai seperti apa. Desain pariwisata seluruh kabupaten Flores, Lembata dan Alor harus menyatu di sana," tegas VBL.

Secara khusus, VBL minta para kepala dinas periwisata se-daratan Flores, Lembata dan Alor harus punya mindset pariwisata serta menunjukan cara kerja yang luar biasa. 

Para kadis pariwisata ini harus mampu membangun jaringan dengan para pelaku dan pegiat pariwisata nasional dan dunia serta meningkatkan kemampuan bahasa Inggris.

Pada akhir arahannya, VBL sekali lagi menyinggung tentang masalah sampah yang dapat mencoreng pariwisata Flores khsususnya dan NTT umumnya.

“Ini salah satu perintah dan konsen presiden dalam pengembangan pariwisata premium Labuan Bajo. Manajemen pengelolaan sampah harus jelas. Saya berharap forum ini dapat merumuskan kapan masalah ini dapat diatasi, karena ini masalah penting,” tandas VBL.

Hal senada diungkapkan anggota Komisi X DPR RI, Andreas Hugo Parera yang berharap agar BOPLBF sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah pusat sungguh memperhatikan pembangunan destinasi pariwisata yang terintegrasi.

“Harus ada peta jalannya yang memungkinkan orang tidak hanya datang ke Labuan tapi juga ke Wae Rebo, Riung, Bena, Kelimutu sampai ke Flores Timur, Alor, Lembata dan NTT pada umumnya," kata Hugo parera.

Sementara Direktur Utama BOPLBF, Shana Fatina mengatakan kegiatan ini dilaksanakan sebagai wadah pendekatan terpadu dan komprehensif untuk semua aspek yang melibatkan semua pemangku kepentingan baik pusat maupun daerah.

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat membangun koordinasi aktif untuk pembangunan pariwisata di 11 kabupaten koordinasi BOPLBF.

“Forum ini bentuk komitmen BOPLBF mewadahi pertemuan kolaborasi para pemangku kepentingan pariwisata dari berbagai latar belakang untuk menghimpun berbagai informasi, ide dan gagasan pengembangan pariwisata kelas dunia yang berkelanjutan,” jelas Shana.

Dalam kesempatan tersebut ditandatangani Komitmen Bersama Pengembangan Pariwisata Flores Lembata, Alor dan Bima oleh perwakilan masing-masing kabupaten, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Dirut BOPLBF, anggota DPR RI dan Gubernur NTT.

 

FOLLOW US