KATANTT.COM--PBB dalam laporannya yang berjudul World Urbanization Prospects (The 2018 Revision) menyebutkan populasi dunia yang tinggal di daerah perkotaan (urban area) lebih besar dibandingkan yang tinggal di pedesaan (rural), jumlahnya mencapai 55 persen.
Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi pada tahun 1950 di mana populasi yang tinggal di kota hanya sebanyak 30 persen. Diperkirakan penduduk kota secara global akan meningkat menjadi 68 persen pada 2050, di mana negara-negara yang pada saat ini terkatagori berpendapatan menengah ke bawah akan mengalami pertumbuhan populasi kota paling cepat dibanding kelompok pendapatan lainnya pada masa yang akan datang.
Fenomena semakin terkonsentrasinya penduduk di kota tidak lepas dari ekonomi aglomerasi. Pemusatan kegiatan ekonomi di kota menciptakan pekerjaan yang lebih banyak dibandingkan dengan di desa.
Hal ini mendorong terjadinya migrasi penduduk desa ke kota. Permasalahannya adalah ketika tingkat migrasi desa ke kota melebihi jumlah lapangan kerja baru yang tersedia. Situasi ini dalam jangka panjang menyebabkan surplus tenaga kerja yang kronik di kota. Surplus tenaga kerja berarti tingkat pengangguran di kota cenderung tinggi dibandingkan di daerah pedesaan.
Dalam kasus Indonesia, studi yang dilakukan menemukan bahwa tingkat pengangguran terbuka di kota lebih besar tiga kali lipat dibandingkan dengan di daerah pedesaan.
Karaktersitik lainnya adalah tingkat pengangguran di kalangan pemuda lebih besar dibandingkan kaum dewasa. Lalu bagaimanakah tingkat pengangguran terbuka di perkotaan dapat dikurangi?
Kota Kupang sebagai ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan jumlah penduduk sekitar 5 juta jiwa yang tersebar di 22 kabupaten/kota tak lepas dari pengangguran. Pasalnya, angka pengangguran ini secara langsung berdampak kepada tingkat kemiskinan masyarakat di Kota Kupang.
Kondisi ini mendapat perhatian serius dari Pemerintah kota Kupang. Dan Penjabat Wali Kota Kupang Linus Lusi sebagai pimpinan tertinggi di kota berjuluk Kota Kasih ini menegaskan bahwa dalam rangka menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran di Kota Kupang, pihaknya dihadapkan dengan beragam persoalan sosial karena itu dengan melihat perkembangan dimasyarakat diperlukan inovasi-inovasi yang dilakukan untuk menciptakan lapangan kerja.
Menciptakan kreatifitas usaha dikalangan anak muda lewat pelatihan kerja di berbagai bidang usaha merupakan salah satu cara yang tengah dilakukan Pemkot Kupang.
Dalam upaya menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi angka pengangguran Linus Lusi menyebut bahwa Pemkot Kupang juga berkolaborasi dengan sejumlah stakeholder.
“Kita harus akui bahwa sebagai ibu Kota Provinsi NTT, Kota Kupang memiliki probelamatika sendiri dalam menekan angka pengangguran yang ada. kita tdak bisa bekerja sendiri sehingga kita merangkul semua pihak untuk bagaimana kita tekan angka pengangguran di Kota ini dengan cara kita ciptakan anak muda – anak muda yang kratif dan memiliki kemapuan untuk masuk dunia usaha,”kata Linus Lusi, Senin, (2/12/2024).
Saat ini kata Linus Lusi, Indonesia sedang memasuki puncak demografi dimana usia produktif dan pencari kerja lebih banyak sehingga selain mempersiapkan lapangan kerja formal untuk menekan pengangguran maka Pemerintah Kota Kupang juga berupaya untuk menciptakan lapangan kerja lewat UMKM yang bisa dikelola oleh anak-anak muda yang tidak terakomodir dalam sektor formal.
“Kita saat ini sedang memasuki puncak bonus demografi dimana populasi usia muda atau usia Produktif lebih banyak dari total populasi penduduk Indonesia. Akan tetapi jumlah yang banyak ini diperhadapkan dengan minimnya lapangan pekerjaan. Karena itu, kita gandeng banyak pihak untuk membuat berbagai pelatihan. Dari kegiatan ini diharapkan bisa melahirkan anak muda yang benar-benar produktif menciptakan lapangan kerja sendiri sebagai enterpreneur atau pengusaha,”ungkapnya.
Anak muda di Kota Kupang kata Linus Lusi, sudah saatnya dibina dengan jiwa entrepreneur sehingga tidak hanya menciptakan lapangan kerja bagi diri sendiri tapi juga bagi orang lain. Saat ini kata Linus, Kota Kupang sudah hidup dengan banyaknya UMKM yang memberi warna tersendiri serta berkontribusi dalam peningkatkan ekonomi di Kota Kupang.
“Kita kasih contoh, misalnya di dunia kuliner. Saat ini di Kota Kupang, kita tidak lagi sulit mencari makan hingga pagi hari. Sepanjang ruas jalan di Kota ini banyak kuliner yang dimiliki oleh anak-anak muda. Kulinernya jalan, kota ini jadi hidup dan kita punya masyarakat bisa meningkat ekonominya. Kita juga bisa tekan pengangguran di kota ini,” ungkapnya.
Linus Lusi juga berharap agar semua elemen yang ada di Kota Kupang bisa berkolaborasi dalam menekan angka pengangguran. “Kita harap agar pihak swasta, LSM atau organisasi lainnya yang ingin menggelar pelatihan bagi anak-anak muda. kita tentu akan dukung sepenuhnya,” pungkas Linus Lusi.
Sementara Kepala Dinas Nakertrans Kota Kupang Thomas Dagang mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang saat ini menaruh perhatian kepada para pelaku UMKM, agar mudah mendapatkan kegiatan pemberdayaan UMKM, baik dari sisi permodalan maupun dari sisi pengembangan kapasitas usaha.
“Sektor UMKM yang terbukti mampu menyerap jumlah tenaga kerja yang besar, juga merupakan solusi untuk mengurangi jumlah pengangguran. Tren positif ini yang perlu terus dijaga pertumbuhannya, agar sektor UMKM dalam skala yang besar mampu mengatasi masalah pengangguran di Indonesia,” ujar Thomas.
Menurut Thomas, sebagai salah satu instansi teknis, Disnakertrans Kota Kupang ikut andil dalam upaya Pemkot Kupang menurunkan angka pengangguran, dengan sejumlah kegiatan atau program yang telah dilakukan sepanjang tahun.
Ia menyampaikan pelatihan kerja dan pemberian bantuan peralatan kerja bagi warga di kelurahan-kelurahan, di enam kecamatan di Kota Kupang, adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi angka pengangguran.
“Kita buat pelatihan kerja dan membagikan peralatan kerja kepada warga, tujuannya mereka dapat buka usaha sendiri. Disitulah bisa kurangi angka pengangguran,” jkataThomas. seraya menambahkan bahwa pelatihan kerja yang di lakukan, mencakup berbagai bidang jasa untuk pemberdayaan ekonomi.
Ia menambahkan bahwa selain pelatihan-pelatihan ada kegiatan lain yang dilakukan Disnakertrans berkolaborasi dengan organisasi atau lembaga lain yang tujuannya mengurangi angka pengangguran di ibukota.