KATANTT.COM--Selama 14 hari ke depan atau sejak 15 Juli hingga 28 Juli 2024, Polda NTT dan Polres jajaran menggelar operasi lalu lintas dengan sandi Operasi Patuh Turangga 2024. Operasi ini diawali dengan apel gelar pasukan di Lapangan Polda NTT, Senin (15/7/2024) dipimpin Kapolda NTT, Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga.
Apel yang juga dihadiri Wakapolda NTT, Irwasda dan PJU Polda NTT serta unsur TNI dan pemerintah daerah ditandai dengan penyematan pita tanda operasi oleh Kapolda NTT Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga kepada perwakilan dari Dinas Perhuhungan, anggota TNI dan anggota Dit Lantas Polda NTT.
Kapolda NTT, Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga menyebutkan bahwa operasi Patuh Turangga TA 2024 dilakukan untuk mengurangi fatalitas kecelakaan lalu lintas dan mengurangi korban serta menciptakan ketertiban lalu lintas.
"Agar masyarakat bisa patuh pada aturan lalu lintas karena cerminan bangsa dan kepatuhan pada lalu lintas merupakan ciri bangsa untuk patuhi aturan," ujarnya usai memimpin apel gelar pasukan.
Operasi Patuh selama 14 hari diupayakan maksimal agar seluruh stakeholder lalu lintas dan anggota Polri serta TNI dan Dishub menjadi petugas yang menjadi contoh bagi masyarakat.
Dalam operasi ini, Polantas dan Dishub akan memberikan teguran simpatik yang membangun. Operasi ini akan diikuti penindakan secara tegas bersifat edukatif agar masyarakat bisa menyadari dan mengikuti kepatuhan pada aturan.
Operasi ini menyasar semua pengguna moda transporasi agar tidak menimbulkan fatalitas yang merengut nyawa atau luka serta kerugian material. "Semua kecelakaan lalu lintas pasti diawali dengan pelanggaran pada aturan lalu lintas maka perlu dicegah melalui pemahaman dan edukasi untuk menahan diri dan masyarakat memahami kesadaran berlalu lintas," tegasnya.
Operasi ini digelar serentak oleh jajaran Polda se-Indonesia dengan menargetkan 14 jenis pelanggaran yang akan jadi fokus penindakan, yakni kendaraan yang melawan arus jalan, berkendara di bawah pengaruh alkohol.
Kemudian, menggunakan ponsel saat mengemudi, tidak mengenakan helm SNI, tidak menggunakan sabuk keselamatan. pengendara yang melebihi batas kecepatan, berkendara di bawah umur atau tidak memiliki SIM, berboncengan lebih dari satu, kendaraan roda empat atau lebih tidak memenuhi laik jalan.
Target operasi lainnya yaitu kendaraan yang tidak dilengkapi STNK, melanggar marka jalan, memasang rotator dan sirine bukan peruntukan, menggunakan pelat nomor atau TNKB palsu, dan parkir liar.
Jenderal polisi bintang dua ini menyebutkan kalau perkembangan transportasi sudah memasuki era digital sehingga modernisasi harus diikuti dengan inovasi dan kinerja Polri.
Untuk itu stakeholder bidang lalu lintas perlu mempersiapkan diri dari model konvensional ke digital.
Daniel Tahi Monang Silitonga juga menggambarkan data jumlah kecelakaan lalu lintas di wilayah Polda NTT sesuai aplikasi IRSMS Dit Lantas Polda NTT pada Semester I tahun 2024 sebanyak 658 kejadian.
Jika dibandingkan dengan semester I tahun 2023 mengalami penurunan 7 persen. Korban meninggal dunia sebanyak 168 orang mengalami penurunan 18 persen. Sementara korban luka berat sebanyak 273 orang mengalami penurunan 10 persen, korban luka ringan 767 orang atau mengalami penurunan 5 persen.
Sementara pelanggaran lalu lintas semester I tahun 2024 sebanyak 15.771 pelanggaran jika dibandingkan dengan semester I tahun 2023 mengalami kenaikan 66 persen.
Kapolda NTT Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga berharap kepada jajaran lalu lintas agar terus melakukan pencegahan dan penindakan sehingga menekan jumlah kecelakaan dam pelanggaran lalu lintas.
"Walaupun angka fatalitas kecelakaan mengalami penurunan, kehilangan satu nyawa pun sangat berarti dan tak ternilai harganya," ujarnya.
Orang nomor satu di jajaran Polda NTT ini berharap operasi Patuh tahun 2024 secera efektif menekan jumlah korban fatal akibat kecelakaan dan meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam berlalu lintas.