• Nusa Tenggara Timur

Perjuangan Anggota Brimob Lewati Medan Sulit Evakuasi Lansia Korban Erupsi Gunung Lewotobi

Imanuel Lodja | Selasa, 09/01/2024 16:07 WIB
 Perjuangan Anggota Brimob Lewati Medan Sulit Evakuasi Lansia Korban Erupsi Gunung Lewotobi Anggota Satuan Brimob Polda NTT, Aipda Pen Christian Panie tampak memikul lansia yang bertahan di kaki Gunung Lewotobi untuk dibawa ke lokasi pengungsian,

 


KATANTT.COM--Hingga awal pekan ini, jumlah pengungsi korban erupsi gunung Lewotobi di Kabupaten Flores Timur, tercatat sebanyak 4.681 orang tersebar di 4 titik.

Banyak warga Lanjut Usia (lansia) yang terkendala usia harus dievakuasi dengan berbagai cara untuk menjauh dari lokasi erupsi. Aipda Pen Christian Panie, nggota Satuan Brimob Polda NTT yang menjalani tugas di lokasi erupsi ini pun bersusah payah mengevakuasi warga lansia.

Ia harus memikul lansia yang saat itu bertahan di kaki Gunung Lewotobi, Flores Timur. Aipda Pen Christian Panie mengevakuasi pasangan suami istri Yohanes Bana Tobi dan Yuliana Jedo Kwuta, warga Desa Lawadule, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur.

Pasangan Lansia yang tinggal di kaki gunung Lewotobi ini tidak bisa menjauh dari rumahnya untuk mengungsi karena faktor usia sehingga tidak bisa berjalan jauh.

Pen Christian Panie, kemudian berinisiatif menggendong Yohanes Bana Tobi dan memikulnya berjalan kaki agar menjauh dari kaki Gunung Lewotobi.

Evakuasi ini dilakukan karena Yohanes yang berusia 90 tahun mengalami mata rabun dan tidak bisa berjalan lagi. Karena kondisi mata yang rabun dan usia maka Yohanes pun tidak bisa berjalan jauh dan hanya bertahan di kaki Gunung Lewotobi laki-laki di desa Lawadule, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur.

Sejumlah tetangga dan warga lain sudah menyelamatkan diri dengan mengungsi dan menjauh dari gunung Lewotobi laki-laki yang erupsi sejak akhir Desember 2023 lalu. Pen Christian Panie, pun berjalan kaki memikul Yohanes melewati hutan dan jalan kecil hingga Yohanes bisa menempati lokasi pengungsian.

Pen Christian Panie, minta Yohanes tidak memikirkan rumah tinggal dan ternak serta isi rumah. Ia pun memberikan pengertian agar Yohanes dan istrinya harus menjauh dari lokasi tersebut dan terpaksa harus digendong.

Pen Christian Panie,  pun memikul Yohanes hingga beberapa kilometer sehingga Yohanes bisa tertolong. Ia memikul Yohanes dari Desa Lawadulen, Kecamatan Wulanggitang ke Desa boru dan dibawa ke rumah Camat Wulanggitang. Sementara Yuliana Jedo Kwuta dievakuasi beberapa relawan dari TNI dan Polri serta Basarnas juga melintasi medan yang cukup berat.

Pasangan suami istri lansia inipun bisa mendapatkan layanan yang lebih baik di lokasi pengungsian. Mereka mendapatkan layanan kesehatan, pelayanan pakaian dan juga makanan bersama warga yang lain.

Data dari BPBD NTT menunjukkan kalau pengungsi di tenda pengungsi yang tersebar di enam tenda sebanyak 2.423 jiwa terdiri dari 1.191 laki-laki, 1.232 orang perempuan. Ada 48 orang bayi, 204 orang Balita, 11 orang ibu hamil, 43 orang ibu menyusui, 204 orang Lansia dan 1 orang disabilitas.

Pengungsi di rumah warga tersebar di 10 titik desa sebanyak 1.587 orang terdiri dari laki-laki 726 orang, perempuan 861 orang, bayi 18 orang, balita 98 orang, ibu hamil 4 orang, ibu menyusui 24 orang, Lansia 76 orang dan disabilitas 4 orang.

Tercatat pula ada 204 pengungsi usia sekolah yang tersebar di 3 kecamatan masing-masing Kecamatan Wulanggitang pengungsi usia Kober sebanyak 43 orang, SD 86 orang, SMP 39 orang dan SMA 36 orang.

Di Kecamatan Titehena, Kober sebanyak 5 orang, SD 13 orang, SMP 5 orang dan SMA 4 orang.
Kecamatan Demon Pagong, Kober sebanyak 3 orang, SD 19 orang, SMP 6 orang dan SMA 7 orang.

Ada pula pengungsi yang menempati fasilitas umum di 3 titik sebanyak 624 orang terdiri dari laki-laki 298 orang, perempuan 326 orang, bayi 8 orang, balita 25 orang ibu hamil 1 orang, Lansia 13 orang dan disabilitas 1 orang.

FOLLOW US