• Nusa Tenggara Timur

Sejarah Perjuangan Kasus Montara: Mengerikan! Masyarakat NTT Alami Penyakit Kulit Aneh

Djemi Amnifu | Selasa, 16/05/2023 07:57 WIB
 Sejarah Perjuangan Kasus Montara: Mengerikan! Masyarakat NTT Alami Penyakit Kulit Aneh Lihatlah foto (gambar) ini kepada kedua orang ini dan yang satunya telah meninggal dunia dan yang satunya (Luka di Leher) ini sudah tidak kelihatan lagi di Kota Kupang lagi.

KATANTT.COM--Jalan panjang perjuangan petaka kasus Montara yang mencemari Laut Timor sejak Oktober 2009 silam, belum banyak diketahui publik. Bagaimana suka, duka dan perjuangan yang penuh dengan air mata akan dikisahkan oleh Ketua Yayasan Peduli Timor Barat, Ferdi Tanoni secara berseri.

Ferdi Tanoni menyebut penggunaan bubuk kimia beracun oleh Pemerintah Australia dan PPTEP dalam menenggelamkan tumpahan minyak Montara di Laut Timor telah berakibat fatal bagi nelayan dan petani rumput laut di Nusa Tenggara Timur.

Pemegang mandat Hak Ulayat Masyarakat Adat Laut Timor membeberkan sejumlah fakta mengejutkan di mana sejumlah warga yang bermukim di sepanjang pesisir pantai di Kota Kupang, menderita penyakit aneh akibat penggunaan bubuk kimia beracun ini.

Mantan agen imigrasi Australia ini menambahkan penyakit aneh yang diderita warga, khususnya beberapa orang nelayan di Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, itu berupa gatal-gatal di sekujur tubuh.

“Penyakit aneh ini tidak pernah dialami oleh masyarakat sebelum terjadi petaka tumpahan minyak Montara Oktober 2009 silam. Penyakit ini baru terjadi setelah 2010 hingga 2012, penyakit itu muncul hingga saat ini,” sesal Ferdi Tanoni.

Penerima penghargaan Nasional Untuk Keadilan Sipil (Civil Justice Award) 2013 dari Aliansi Pengacara Australia ini menuding Pemerintah Australia telah menggunakan bubuk kimia beracun dispersant jenis corexit 9500 dan 9572 A, yang digunakan untuk menenggelamkan tumpahan minyak Montara di Laut Timor sejak 2009 lalu.

“Jenis dispersant ini telah dilarang penggunaannya di 60 negara di dunia, karena menimbulkan akibat fatal terhadap manusia, di antaranya penyakit gatal-gatal, rasa mual, pendarahan, buta, lemah syaraf,” ujar Ferdi Tanoni. (bersambung)

FOLLOW US